Harga Beras di Sibolga Bergerak Naik

Beras 2 copy
Foto Tumpukan Beras Pedagang di Pasar Sibolga Nauli. Foto: PS.

SMARTNEWSTAPANULICOM SIBOLGA – Dari awal Tahun 2018, secara nasional harga beras merangkak naik, meskipun sempat mengalami penurunan dalam beberapa hari belakangan, kini harga beras sudah mencapai harga maksimum, sehingga mengantisipasi hal tersebut, kementerian perdagangan berencana di akhir bulan januari 2018 mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton, hal ini mengantisipasi kekosongan yang berdampak pada kenaikkan harga di Indonesia.

Kondisi secara nasional tersebut, ternyata berdampak di kota sibolga, harga beras di pasar sibolga nauli kini perlahan mulai naik, hampir rata – rata kenaikkan harga beras dengan berbagai merk mencapai Rp 10.000 hingga Rp 20.000 per karung.

Bacaan Lainnya

Hal itu disampaikan oleh salah seorang pedagang beras P Simanullang. Dia mengatakan, naiknya harga beras sudah terjadi mulai bulan oktober 2017 yang lalu secara perlahanlahan.

“Sudah naik dari bulan oktober lalu naiknya, itu naiknya perlahan – lahan, ada yang naik secara signifikan, ada juga yang dikatakan tadi secara bertahap,” ucap P Simanullang.

Dikatakan Simanullang, Jenis beras yang mengalami kenaikkan hampir selurunya, dan kenaikkan tersebut dikarenakan faktor belum panen akibat kondisi cuaca yang tidak bagus, sehingga produksi beras menurun dan mengalami kenaikkan.

“Jenis beras yang kebetulan saya jual seperti Kukubalam, permaisuri dan beberapa jenis merk beras lainya naik, kuku balam misalnya, harga jual per solub nya kini Rp 18.000, harga perkarungnya ukuran 25 kg yakni Rp 285 ribu dari harga sebelumnya Rp 255 ribu,” terangnya.

Untuk jenis beras Permaisuri sendiri kata simanullang naik sebesar Rp 10 ribu, harga jual saat ini Rp 245 ribu dari harga sebelumnya Rp 235 ribu, perselubnya Rp 17 Ribu.

Senada dengan P Simanullang, Pedagang beras lainnya Esra juga mengatakan akibat naiknya harga beras, minat masyarakat untuk membeli beras yang dikategorikan bagus menjadi turun. Cenderung membeli dan mencari beras dengan harga murah.

“Sangat berdampak dengan naiknya harga beras ini, minat beli menjadi turun, biasanya konsumen pasti mencari beras yang baguslah seperti ramos, kukubalam dan Permaisuri, namun kini masyarakat lebih cenderung membeli beras dengan harga murah kualitas bagus, tapi itu tidak ada,” sebutnya.

Simanullang dan Esra berharap, kiranya harga beras bisa teratasi dan turun segera, agar penjualan mereka kembali seperti semula seperti harga beras belum naik saat sekarang ini.

Secara nasional Menteri Perdangan RI Enggartiasto Lukita berencana melakukan impor beras, ini dilakukan untuk menekan harga jual di pasar Indonesia yang kini mulai naik secara signifikan. Enggar juga menyebutkan, kebijakan melakukan impor bukan karena persoalan pasokan beras cukup atau tidak, melainkan mengambil langkah antisipasi, dan berfikir jangan samapai ada yang dikorbankan dalam persoalan tersebut. (Ren Morank)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *