Smart News Tapanuli, TAPTENG – Bupati Tapanuli Tengah Bakhtiar Ahmad Sibarani menegaskan tidak akan memberi ruang gerak terhadap kapal Pukat Trawl (Pukat Harimau/Pukat Ikan) untuk beroperasi diperairan laut Tapteng.
Hal itu disampaikan Bupati Bakhtiar dihadapan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti diacara bertajuk Sekolah Pemimpin Muda Indonesia Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP) angkatan ke-7 bertempat di Kantor KKP, Ruang Tuna GMB IV Lantai 15, Rabu, (7/2/2018).
Pada kesempatan itu Bakhtiar menyampaikan, sejak dilantik menjadi Bupati Tapteng, dirinya menyatakan komitmennya tidak akan mengizinkan kapal pukat trawl untuk beroperasi. Larangan kapal pukat trawl beroperasi adalah untuk menjaga habitat laut.
“Begitu saya dilantik menjadi Bupati, saya langsung menyampaikan dengan tegas bahwa kapal pukat trawl tidak akan di izinkan beroperasi di Kabupaten Tapanuli Tengah,” tegas Bakhtiar.
“Saya sepakat pukat trawl itu dilarang beroperasi. Karena bukan cuma kakek ikan yang mati tapi cucu cicitnya pun mati. Saya selaku Bupati berprinsip bahwa ditempat saya itu tidak boleh lagi ada pukat trawl atau cantrang beroperasi,” jelas Bakhtiar.
Masih kata Bakhtiar, dengan beroperasinya kapal pukat trawl, selain merusak habitat laut, juga berdampak semakin minimnya hasil tangkapan nelayan tradisional.
“Namun nelayan kecil di Tapteng saat ini mulai bergairah kembali setelah Menteri Susi bersikap tegas melarang beroperasinya pukat trawl dengan terbitnya Peraturan Menteri (Permen) Nomor 2 Tahun 2015 tentang larangan penggunaan Pukat Hela (Trawl) dan Pukat Tarik (Seine Nets),” ucap Bakhtiar menambahkan.
Kendati demikian lanjutnya, belakangan Bakhtiar memperoleh informasi tentang adanya pukat trawl di Tapteng yang sudah mulai beroperasi dengan diam-diam.
“Informasi yang saya peroleh bahwa sudah ada kapal pukat trawl beroperasi dengan diam-diam. Katanya, hal itu diperbolehkan dengan alasan dapat beroperasi hingga bulan Desember 2017. Saya kira itu hanya alasan klasik,” imbuhnya.
Bupati Tapteng berharap agar Menteri Susi memberikan perhatian lebih terhadap pulau dan laut di Tapteng serta kota Sibolga dengan menurunkan bantuan.
“Saya sangat berharap kepada Ibu untuk dapat berkunjung ke Tapteng dan kiranya ada bantuan yang Ibu Susi berikan ke daerah kami. Fakta yang tidak bisa dibantah siapapun nelayan kecil sangat cinta dengan ibu Susi,” ujar Bupati.
Dikesempatan itu, mengawali sambutannya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan berencana untuk berkunjung ke Tapteng. Tapi hal itu menurut Menteri Susi masih perlu untuk di fikirkan secara matang, karena mungkin saja dengan kehadirannya nanti akan menimbulkan konflik antara nelayan tradisonal dan pukat trawl.
“Saya tadinya mau datang kesana, tapi katanya tidak boleh karena nanti akan menimbulkan konflik antara (nelayan) yang trawl dan bukan trawl. Persoalannya, yang trawl itu kan cuma berapa kapal saja, tapi aparatnya membekingi trawl ini. Saya tiap hari dapat pesan singkat (SMS) dari Sibolga, yang menangis karena rumponnya habis diseret oleh kapal-kapal trawl. Diberhentikan sebentar, jalan lagi besoknya. Katanya ada didukung oleh Pak Bupati, ternyata
Bupati justru tidak (mendukung), jadi saya kaget yang dukung mereka itu siapa,” ucap Menteri Susi.
Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani langsung menyahut perkataan Menteri Susi. “Mohon ijin Bu Menteri, saya baru jadi Bupati,” ujar Bakhtiar.
Menteri Susi pun menjawab, “Oh bapak Bupati baru, oh saya dukung, saya dukung,” ucap Susi.
Diacara Sekolah Pemimpin Muda Indonesia Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP) angkatan ke-7 ini, Menteri Susi diundang sebagai narasumber utama. (ril)