SmartNews, Tapanuli – Tak ada yang tau pasti kapan setiap orang akan meninggal dunia, bisa besok, lusa. Tak ada yang bisa memastikannya.
Namun apa pendapat kalian tentang kalkulator yang bisa memprediksi berapa lama lagi kita hidup?
Memang kedengarannya mengada-ada seperti film fiksi ilmiah ya. Namun kalkulator semacam ini ternyata sungguhan ada.
Namun sekelompok ilmuwan dari University of East Anglia, Inggris membuat kalkulator yang memprediksi kematian seseorang, sebagai bagian dari sebuah studi.
Nama kalkulator tersebut, Mylongevity, memperlihatkan efek dari berbagai faktor medis dan gaya hidup terhadap harapan hidup seseorang.
“Orang-orang tertarik mengetahui harapan hidup mereka. Tetapi ini bukan hanya karena rasa ingin tahu yang tidak wajar,” kata Professor Elena Kulinskaya yang memimpin pengembangan aplikasi ini, dilansir detikcom, Senin (7/9/2020).
“Harapan hidup adalah pertimbangan besar dalam perencanaan jangka panjang dan sangat penting bagi orang yang merencanakan tujuan keuangan dan strategi pensiun mereka,” katanya.
Dijelaskan, hal ini juga dapat membantu orang meningkatkan harapan hidup mereka dengan membuat perubahan ke arah gaya hidup yang lebih sehat.
Dan untuk menggunakan kalkulator Mylongevity, cukup masukkan data berupa nama, usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan, dan beberapa pertanyaan lain seperti apakah merokok atau tidak.
Kalkulator kemudian akan mengungkapkan berapa lama kemungkinan harapan hidup orang tersebut, berdasarkan data dari Kantor Statistik Nasional.
Dijelaskan Kulinskaya, bahwa software yang mereka kembangkan didasarkan pada penelitian mereka menggunakan catatan kesehatan elektronik.
Dalam analisis baru-baru ini tentang harapan hidup, mereka mengikuti kohort yang terdiri dari 110.000 orang sehat yang mencapai usia 60 antara tahun 1990 dan 2000 selama 25 tahun ke depan, dan memperbarui status kesehatan mereka setiap enam bulan.
“Hasil analisis kami diterjemahkan ke dalam harapan hidup untuk 648 profil risiko yang berbeda berdasarkan usia, jenis kelamin dan kode pos. Daftar faktor risiko yang kami gunakan termasuk hipertensi, diabetes, hiperkolesterolemia, BMI, risiko serangan jantung dalam 10 tahun, status merokok, dan penggunaan obat kolesterol.
Yang mengkhawatirkan, kalkulator ini dikembangkan sebelum pandemi Covid-19, yang dapat mengakibatkan penurunan harapan hidup bagi sebagian orang.
“Kami yakin bahwa aplikasi ini membantu menunjukkan efek relatif dari hal-hal seperti merokok. Tetapi kami berencana menyempurnakannya untuk mengeksplorasi perubahan harapan hidup yang disebabkan oleh pandemi,” katanya.
Dan secara keseluruhan, para peneliti berharap kalkulator bisa terbukti berguna bagi dokter untuk membantu orang melakukan perubahan gaya hidup guna meningkatkan harapan hidup mereka. (red)