Peringatan WHO: Dunia Harus Siap Serangan Pandemi Baru

Tedros Adhanom Ghebreyesus
Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Foto: Dok_Istimewa)

SmartNews, Tapanuli – Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan peringatan melalui pemimpinnya Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Lembaga ini meminta masyarakat untuk bersiap menghadapi pada pandemi berikutnya. Apa itu?

Bacaan Lainnya

Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, virus corona baru (Covid-19) yang sekarang melanda bumi, bukan satu-satunya wabah.

Dunia, kata Tedros, harus mewaspadai pandemi baru yang akan muncul di depan. “Ini bukan pandemi terakhir,” kata Tedros dalam jumpa pers di Jenewa, dikutip CNBCIndonesia dari Reuters, Selasa (8/9/2020).

“Sejarah mengajarkan kita bahwa wabah dan pandemi adalah fakta kehidupan. Tetapi ketika pandemi berikutnya datang, dunia harus siap, lebih siap daripada saat ini,” kata Tedros.

Karenanya, Tedros meminta tiap negara berinvestasi lebih dalam kesehatan masyarakat.

Saat ini katanya, sudah ada 27,19 juta orang terinfeksi corona di seluruh dunia, dengan korban meninggal 888.326 sejak pertama kali diidentifikasi di China Desember 2019.

Sebelumnya memang dunia pernah dilanda wabah SARS di 2002. Akan tetapi berbeda dengan Covid-19, SARS, bisa dibendung dalam beberapa bulan.

Dunia juga pernah dilanda Flu Spanyol di tahun 1918 hingga 1920. Sepertiga populasi dunia saat itu terinfeksi penyakit dari virus H1N1 ini, di mana sekitar 50 juta orang tewas.

Sebelumnya WHO juga memperingatkan negara-negara soal vaksin corona (Covid-19). Otorisasi terlalu dini, yang dilakukan tanpa menunggu hasil fase III, bisa menimbulkan masalah.

“Risiko menyetujui vaksin terlalu dini bagi kami adalah, pertama-tama, akan sangat sulit untuk melanjutkan uji klinis acak,” kata Kepala Ilmuan WHO Dr. Soumya Swaminathan.

“Dan kedua, ada risiko memperkenalkan vaksin yang belum dipelajari secara memadai dan mungkin ternyata memiliki kemanjuran yang rendah. Sehingga tidak mengakhiri pandemi ini atau malah memperburuk, karena profil keamanan yang tidak dapat diterima,” katanya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Mike Ryan juga meminta negara dan pengembang vaksin mengumpulkan data yang lebih memadai. Terutama ke jenis populasi mana vaksin akan disalurkan.

“Saat vaksin diperkenalkan ke bagian populasi yang lebih besar dan mungkin lebih beragam, efek samping negatif dapat muncul,” katanya ditulis media yang sama menekankan pada risiko keamanan. (red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *