TAPUT – 79 Tahun Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) dipimpin bupati dari kaum laki-laki. Pembangunan di kabupaten berpenduduk 329.252 jiwa (data tahun 2024) sudah dirasakan seluruh masyarakat.
Berbeda pemimpin pria tentu berbeda pula kebijakannya.
Di era kepemimpinan Nikson Nababan di Kabupaten Taput adalah masa perbaikan infrastruktur yang selama ini rusak parah.
Akses penghubung antara desa nyaris tidak ada, masyarakat masih banyak miskin, aliran listrik ke desa juga sangat terbatas, hanya 4 jam setiap hari, pertanian juga masih mengandalkan bantuan dari pemerintah, jalan antar dusun, desa dan kecamatan rusak parah, pendidikan dan pelayanan kesehatan masih jauh dari harapan, petugas medis dan dokter spesialis di rumah sakit masih sangat terbatas.
Namun oleh Nikson Nababan satu persatu permasalahan tersebut mulai dibenahi, dan saat ini sudah 80 persen pembangunan infrastruktur dikerjakan, jalan dan jembatan sudah mulus diaspal hotmix.
Dengan mengacu pada program pemerintah pusat, Nikson Nababan juga mengangkat seribuan lebih tenaga guru honorer dan tenaga kesehatan menjadi pegawai P3K secara bertahap, setelah sebelumnya memberikan insentif bagi para guru honor.
Di era kepemimpinan Nikson Nababan, Kabupaten Tapanuli Utara juga memiliki bandara di Silangit, sehingga semakin memudahkan warga Taput jika bepergian ke Jakarta dan ke daerah lainnya.
Hutan lindung dijadikan tanah adat agar dapat dikelola masyarakat setempat, membuka lembaga pelatihan bagi para pemuda.
10 tahun menjadi bupati di Kabupaten Tapanuli Utara, masa periode Nikson Nababan harus berakhir sesuai konstitusi. Karena kerja kerasnya yang telah membawa hasil positif dan peningkatan ekonomi masyarakat bertambah, masyarakat ingin agar Tapanuli Utara kembali dipimpin sosok seperti Nikson Nababan.
Pada saat penjaringan calon bupati di Kabupaten Taput, hasil survei menunjukkan, elektabilitas dan popularitas Satika Simamora yang juga istri dari Nikson Nababan sangat tinggi.
Ini dibuktikan dari perolehan suara Satika Simamora saat bertarung pada pemilihan legislatif di tingkat Provinsi Sumatra Utara.
Mantan Ketua Dekranasda Pemkab Taput itu memperoleh suara sekitar 55 ribu lebih, sehingga mencuri perhatian Ketua DPP PDI Perjuangan dan Ketua Umum Partai PDI Perjuangan, Mega Wati Soekarno Putri.
Selanjutnya, Satika Simamora akhirnya direkomendasikan DPP PDI Perjuangan maju pada kontestasi pemilihan bupati di Kabupaten Tapanuli Utara.
Nikson Nababan menyebut, Satika Simamora bukan calon pemimpin dinasti sebab, keinginan Satika Simamora ikut pada kontestasi calon bupati adalah selain mendapat rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan juga dorongan masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara agar maju menjadi calon bupati, dan masyarakat melihat kinerja Satika Simamora nantinya pasti akan lebih baik dari mantan Bupati Taput sebelumnya, yakni Nikson Nababan.
“Jadi tidak ada itu namanya pemimpin dinasti, karena negara kita menganut azas demokrasi. Masyarakat yang memilih calon pemimpin nya lewat pesta demokrasi. Jika Satika Simamora selama ini banyak berbuat dan disukai masyarakat pastilah suaranya akan besar karena dipilih rakyat dan menang menjadi bupati di Tapanuli Utara,” kata Nikson Nababan, Sabtu (23/11/2024) usai melaksanakan kampanye borhat-borhat di Kecamatan Siborongborong.
Penilaian masyarakat dari berbagai desa yang sudah dikunjungi mulai dari pelaksanaan sosialisasi, blusukan dan kampanye, saat itu Satika Simamora yang dipasangkan dengan Sarlandy Hutabarat menjadi wakil bupati, mendapat dukungan yang luar biasa baik dari berbagai kalangan masyarakat.
Banyak yang meminta agar Satika Simamora menjadi bupati agar dapat melanjutkan program kerja mantan Bupati Nikson Nababan.
Maju menjadi calon bupati dari kaum perempuan, banyak masyarakat menaruh harap Kabupaten Tapanuli Utara akan lebih diperhatikan, karena pastinya berbeda masa kepemimpinan laki-laki dan perempuan.
Satika Simamora meski seorang perempuan namun tegas dan selalu komitmen pada ucapannya.
Meski seorang istri bupati, kesederhanaan dari ibu dua anak ini kerap menjadi motivasi bagi masyarakat apalagi sosok ibu dan para lansia.
Satika Simamora suka bercerita dan mendengar keluhan masyarakat nya saat blusukan atau kunjungan ke desa. Paling penyayang dan peduli kepada anak-anak.
Dia selalu memberikan bimbingan dan mengajari para kaum ibu cara mendidik dan membesarkan anak termasuk gizi.
Kepada para orangtua lanjut usia, Satika Simamora juga sudah dikenal menjadi ibu nya para lansia karena banyak lansia yang telah dibina.
“Ini yang dikawatirkan tidak akan dimiliki oleh calon bupati lainnya di Kabupaten Tapanuli Utara. Sosok pemimpin yang peduli dan perhatian kepada rakyatnya, tulus, berani dan bersikap bijaksana. Dipimpin Satika Simamora, maka rasanya pasti beda, rakyat Taput jangan risih atau kurang percaya diri jika Tapanuli Utara dipimpin seorang bupati perempuan,” kata Paltak Siburian di acara kampanye borhat-borhat di Kecamatan Siborongborong.
Dalam orasinya, Paltak Siburian juga mengajak kaum pria di seluruh Tapanuli Utara agar mendukung sosok perempuan Satika Simamora menjadi pemimpin di Kabupaten Tapanuli Utara.
Anggota DPRD Provinsi Sumatra Utara dari PDI Perjuangan yang menggantikan posisi Satika Simamora karena maju menjadi bupati ini menegaskan lagi jika Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan memiliki tugas dan hak yang sama.
“Perempuan juga bisa menjadi pemimpin kalau memiliki kemampuan yang mampu mengimbangi laki-laki untuk melayani masyarakat. Satika maju bukan untuk mengambil kekuasaan dan mengumpul harta, namun agar dapat menjadi pelayan dan tempat pengaduan warga masyarakat di Kabupaten Tapanuli Utara,” kata Paltak.
Ia menegaskan kembali bahwa saatnya perempuan menjadi pemimpin di Kabupaten Tapanuli Utara lima tahun ke depan, agar Taput dipimpin oleh orang baik yang takut akan Tuhan.
“Mari beri kesempatan bagi perempuan untuk membuktikan kasih dan sayangnya kepada kita semua warga masyarakat kabupaten Tapanuli Utara,” pungkasnya. (ren)