TAPTENG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah (BPBD Tapteng) merilis update data terbaru pascabencana banjir bandang dan longsor, 25 November 2025 lalu.
Berdasar data per 16 Desember 2025, jumlah korban meninggal dunia terus bertambah menjadi 127 orang, dalam pencarian 45 orang, dan pengungsi 10.887 jiwa.
Korban meninggal dunia terbanyak berasal dari Kecamatan Tukka yang berjumlah 32 orang.
Di Kecamatan Pandan, korban meninggal tercatat 25 orang, Sitahuis 25 orang, Badiri 10 orang, Tapian Nauli 9 orang.
Di Kecamatan Lumut korban meninggal 7 orang, Pinangsori 6 orang, Sarudik 4 orang, Sibabangun 4 orang, Sorkam 2 orang, Barus Utara 2 orang, dan Sosorgadong 1 orang.
Sementara itu, korban luka-luka yang ditemukan selamat dari bencana tercatat sebanyak 26 orang di sejumlah kecamatan.
Hingga minggu ketiga pascabencana, 10 desa di 5 kecamatan di Tapteng masih terisolir di tengah upaya pembukaan akses menggunakan alat berat yang terus dilakukan.
Berikut daftar desa terisolir di Tapteng per 16 Desember 2025:
1. Desa Saur Manggita (Tukka)
2. Desa Sait Kalangan 2 (Tukka)
3. Kelurahan Sipange (Tukka)
4. Desa Sibiobio (Sibabangun)
5. Desa Sialogo (Lumut)
6. Desa Bonandolok (Sitahuis)
7. Desa Naga Timbul (Sitahuis)
8. Kelurahan Nauli (Sitahuis)
9. Desa Simaninggir (Sitahuis)
10. Desa Hudopa Nauli (Kolang)
Sebelumnya, Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng), Masinton Pasaribu pada setiap kesempatan mengajak warga untuk saling membantu dan bergotong royong.
Masinton menegaskan, Pemkab Tapteng akan terus berupaya dan fokus membantu masyarakat untuk pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat.
“Kami akan melayani warga secara full, tidak ada kata setengah hati menghadapi bencana ini,” kata Masinton.
Masinton juga memastikan ketersediaan makanan, pelayanan kesehatan dan mencarikan tempat yang layak untuk relokasi. (ren)
