Tapanuli Tengah – Bupati Tapanuli Tengah Bakhtiar Ahmad Sibarani prihatin atas musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkal Pinang di Perairan Karawang, Jawa Barat, Senin pagi (29/10).
Demikian disampaikan Bakhtiar didampingi Wakil Bupati Tapteng Darwin Sitompul saat mengunjungi kediaman orangtua Rudi Lumbantoruan di Gg Saroha, Kelurahan Lubuk Tukko, Kecamatan Pandan, siang tadi.
Bakhtiar juga minta para keluarga penumpang pesawat nahas itu untuk berdoa untuk keselamatan.
“Saya prihatin atas musibah jatuhnya pesawat tersebut, dan berdoa agar pencarian yang masih terus berlangsung kiranya membuahkan hasil, dan penumpang ditemukan selamat,” ucap Bakhtiar kepada smartnewstapanuli.com.
Bakhtiar menyatakan dirinya memahami kerisauan yang dirasakan seluruh keluarga penumpang pesawat akibat kejadian ini.
“Kepada keluarga Rudi Lumbantoruan agar tetap berdoa untuk keselamatan. Semoga keluarga diberi kekuatan atas musibah ini,” ucap Bakhtiar yang turut larut dalam kesedihan sembari menyalami keluarga Rudi dikediaman orangtuanya.
Sementara itu, Dewi Manik, istri Rudi Lumbantoruan langsung terbang ke Jakarta melalui Bandara Dr.F.L.Tobing Pinangsori.
Diberitakan, pesawat Lion Air JT 610 jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat (Jabar) tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng pada pukul 06.20 WIB.
Pesawat yang mestinya tiba di Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, Bangka Belitung pada pukul 07.20 WIB itu hilang dari radar sekitar pukul 06.33 WIB. Pesawat tersebut membawa 189 orang, terdiri atas 178 penumpang dewasa, 1 anak-anak, 2 bayi serta 2 pilot dan 6 awak kabin.
KNKT mengungkapkan pesawat masuk ke Lion Air pada Agustus 2018 dan memiliki 800 flight hour, sehingga masih relatif baru.
Adapun Capt. Bhavye Suneja yang menjadi pilot pesawat itu mempunyai pengalaman lebih dari 6.000 jam terbang, sedangkan copilot Harvino memiliki lebih dari 5.000 jam terbang. (ren)