Netizen: Jangan Bedakan Pasien Miskin dan Orang Kaya

pasien
Screenshot.

Tapanuli Tengah – Seorang ibu rumah tangga mencurahkan kisah sedih yang pernah ia alami ketika ayahnya yang menderita sakit dibawa berobat ke rumahsakit hingga kemudian meninggal dunia.

Kisah itu dicurahkan pengguna akun facebook Fatimah Panggabean, menanggapi artikel di smartnewstapanuli.com terkait pernyataan Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani baru-baru ini yang minta paramedis agar langsung melayani pasien sakit ketimbang mendahulukan administrasi.

Fatimah minta agar pelayan di rumah sakit tidak membedakan pasien kaya dan miskin.

Semoga pelayanan di rumah sakit memang tidak membedakan yang kaya dan yang miskin, Klo diingat2 sedih juga, saat bawa Ayah ke rmh sakit mau dibawa ke UGD ditanya ke umum atau pakai surat Miskin.

Karena melihat kondisi Ayah yg sudah parah kami langsung bilang Umum…Ayah cpt ditangani…3 hri ayah drmh skit wktu ayah lg Darurat dari jam 9 ditanya mana Dokter perawatnya cuma bilang bentar lagi datang…sampai jam 11 malam dokter tak kunjung dtg smpai ftmh bermohon pda perawat ” berapapun akan saya bayar lakukan yg terbaik utk Ayah saya” gak apa2 ayah masuk ICU trnyta 2 menit di ICU krn penanganan Dokter yg lama Ayah Meninggal. dari jam 9 sampai 11 malam menanti dokter tak dtg2 pdahal hrsnya dkter stay drmh skit sesuai jadwal tugas.

Terpukul dengan kejadian itu, Bhkan yg buat sakit, Malam2 perawat enak tidur, smntara kami yg jaga Infus Ayah pesan perawat klo uda hbis bangunkan kami smntra mrk tdur dgn kasur dan kelambu….klo ingt smw tu rsanya gak terima saja,” tulis Fatimah Panggabean.

Namun sayang, Fatimah tak menyebut di rumah sakit mana saat itu ayahnya dirawat. (snt)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *