SmartNews, Tapanuli – Iqif dikenal sebagai drummer sebuah band ternama yakni Stereocase. Sejak 2008 silam, dirinya berkecimpung di industri musik bersama sang kakak dan membentuk band tersebut. Iqif juga aktif sebagai songwriter dan menjadi drummer bersama beberapa band lainnya.
Sejak kecil, Iqif sudah diperkenalkan genre musik Classic Rock oleh Ayahnya yang memberinya influence terbesar dalam bermusik. Terbiasa meliha ayahnya bermain drummer di panggung, Iqif pun tumbuh menjadi seorang yang sangat mencintai dan berkarir di jalur musik.
Tahun 2020 ini, Iqif mengeluarkan proyek solo pertamanya dengan album yang diberi judul “No. 1”. Dalam album tersebut, Iqif merilis 2 single pertama yaitu “Before It’s Too Late” dan “Burn Me Down”.
Penggarapan album ini, Iqif dibantu oleh seorang musisi berbakat Adityar Andra yang pernah memproduseri Neonomora, Kenny Gabriel, Sita Marino, dan lainnya.
“Proyek solo gue ini, rencananya akan berisi 10 lagu. Gue dibantu oleh Neonomora sebagai Art Director pada album ini secara keseluruhan, baik dari logo, look gue, video klip, dan lain-lain,” ucap Iqif.
Lagu “Before It’s Too Late” merupakan sebuah lagu pendek tanpa lirik dengan format video narasi/short movie. Video ini semacam track intro untuk album perdananya tersebut. Lagu ini disampaikannya sebagai terapi diri dan juga pengingat untuk semua pendengar agar tidak pernah berhenti mengejar impian mereka. Bahkan ketika menemui titik kegagalan yang paling sulit sekalipun.
“Dari awal gue sudah kepikiran buat lagu ini sebagai penanda dimulainya album gue. Sebenarnya bukan tanpa lirik sih, karena gue mengajak ShotgunDre, seorang rapper Indonesia yang keren banget untuk membantu gue menyampaikan pesan dari lagu ini melalui kata-kata yang diucapkan secara emosional. Lagu ini juga membahas tentang setiap orang yang pasti punya masa dimana dia pikir hidupnya berakhir disitu, ketika mengalami kesulitan hidup. Namun sebenarnya dia masih bisa mencoba segala sesuatunya sebelum semuanya benar-benar terlambat. Ini semacam reminder untuk selalu optimis dalam mengejar impian loe,” jelas Iqif tentang lagu ini.
Lagu “Burn Me Down” dipilih menjadi single utama di album perdana ini. Terinspirasi dari sebuah film yang pernah ditontonnya. Bersama seorang sahabatnya copywriter, Reisha Sinulingga, iqif menuangkan ide di kepalanya dan mempercayakan sahabatnya sebagai penulis lirik di lagu ini.
“Sebenarnya lagu ini adalah potongan cerita dari curhatan hidup gue. Bahwa di setiap fase kehidupan manusia akan selalu ada tantangan dan dinamikanya. Jangan pernah menyerah, there’s nothing that can burn you down. Mungkin masalah itu datang dari eksternal atau mungkin sebenarnya datang dari diri loe sendiri. Makanya gue mengajak untuk selalu memiliki energi positif, namun gue sampaikan dengan cara eksplosif makanya lagu kencang. Seperti seruan untuk men-challenge diri loe balik untuk bisa lewatin semua masalah itu,” ujar Iqif.
Iqif mengatakan bahwa bahwa dalam pengerjaan album ini dirinya mengeksplorasi berbagai genre musik. Berusaha membuat karya yang mengalir dari hati dan kreatifitasnya, tanpa batas dan tanpa paksaan.
“Gue ingin agar pesan di album ini tersampaikan kepada siapapun yang nanti akan mendengarkannya. Bahwa there’s so many negativity in this world dan gue akan sangat happy bisa jadi bagian yang spread the positivity. Kadang-kadang hal seperti ini mesti diingatkan. Jadi gue berharap lewat lagu-lagu gue, semoga semua orang menjadi teringat kembali. Gue juga berharap banyak yang suka lagu gue dan mungkin bisa menjadi anthem buat kehidupan mereka,” tutup Iqif.