Hampir 4 Bulan Wings Air Tak Terbang ke Bandar Udara FL Tobing, Tarif Tes PCR Mahal?

Suasana di Bandara Dr Ferdinand Lumbantobing Tapteng (Foto: dok/istimewa)
Suasana di Bandara Dr Ferdinand Lumbantobing Tapteng (Foto: dok/istimewa)

SNT – Selama Pandemi Covid-19, aktivitas penerbangan di Bandar Udara Ferdinand Lumbantobing (FL) Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara lengang. Bahkan nyaris tidak ada penerbangan. Namun bicara dari sisi aktivitas di bandara ini, masih berjalan normal.

Demikian disampaikan Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Ferdinand Lumbantobing, Kapten Mochamad Kurniawan saat dihubungi, Jumat (8/10) sore. “Hingga saat ini yang ada hanya penerbangan charter PT Martabe pakai pesawat garuda, itupun cuma sekali dalam satu minggu,” ungkap Kurniawan.

Bacaan Lainnya

Padahal, sebelum Pandemi Covid-19, aktivitas penerbangan di bandara ini diramaikan oleh maskapai Garuda rute Jakarta-Bandar Udara Ferdinand Lumbantobing Pinangsori Tapteng, begitu juga Wings Air rute Bandara Internasional Kualanamu- Bandar Udara Ferdinand Lumbantobing Pinangsori Tapteng, serta Susi Air.

Lantas, kendala apa sih sebenarnya yang masih terjadi?

Kurniawan mengungkapkan, karena situasi saat ini masih di masa Pandemi Covid-19, penumpang yang akan masuk ke Bandara Internasional Kualanamu di Deliserdang tujuan bandara ini masih diwajibkan PCR oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Medan.

“KKP Kelas I Medan masih mewajibkan PCR terhadap penumpang yang akan masuk ke Bandara Kualanamu. Jadi calon penumpang masih terbebani oleh biaya PCR tersebut,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Lion Air Group Distrik Bandara Ferdinand Lumbantobing Pinangsori Tapteng, Indra mengaku selama hampir empat bulan terakhir tidak ada lagi penerbangan Wings Air dari Bandara Internasional Kualanamu ke Bandara FL Tobing.

“Hal itu karena persyaratan terbang beberapa waktu lalu yang mengharuskan calon penumpang wajib tes PCR,” jelasnya.

Indra mengungkapkan, untuk tarif tes PCR bagi calon penumpang yang akan masuk ke Bandara Internasional Kualanamu yaitu sebesar Rp525 ribu.

“Mungkin dengan tarif tes PCR sebesar itu membuat calon penumpang terbebani sehingga mereka (calon penumpang) lebih memilih jalur darat, atau dialihkan ke Bandara Internasional Silangit,” jelas Indra.

Diakhir penjelasannya, Indra mengatakan saat ini ia sedang berkoordinasi dengan Managemen Lion Air Grup Jakarta untuk persiapan SE Mendagri yang baru. (snt)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *