Hutan Tapanuli Terancam Punah, YEL Dirikan Rumah Baca di Desa Terpencil di Tapteng

yel
Foto: Kepala Divisi Konservasi In-Situ YEL, Julius Paolo Siregar.

SNT, Tapteng – Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) mendirikan rumah baca di desa terpencil, tepatnya di Dusun II, Desa Sait Kalangan, Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatra Utara.

Kepala Divisi Konservasi In-Situ YEL, Julius Paolo Siregar mengatakan rumah baca didirikan setahun lalu, bertujuan untuk mendidik anak-anak sekolah, mulai dari SD dan SMP di desa itu untuk mencintai lingkungan.

Bacaan Lainnya

“Yang kita ajarkan kepada anak-anak adalah ilmu pengetahuan terkait lingkungan hidup. Bagaimana mereka kemudian setelah beranjak dewasa nanti dapat menjaga lingkungan hidup. Tidak saja hanya terkait hutannya saja. Tapi bagaimana kita menjaga sampah dan lain lain,” kata Julius Siregar kepada awak media, kemarin.

Kenapa kemudian YEL mendirikan rumah baca dan mengajarkan anak-anak di desa itu tentang lingkungan hidup, Julis menyebut, karena hutan tapanuli cukup potensial dan kaya. “Kita tau di sini ada orangutan tapanuli juga, dan menjadi habitatnya. Di daerah ini merupakan satu stasiun riset kita,” jelasnya.

Untuk itu lanjut Julius, masyarakat di desa tersebut harus mengetahui dan menerima terkait kegiatan YEL. “Jadi masyarakat di sini bisa tahu dan menerima terkait apa kegiatan kita untuk mendukung konservasi orangutan tapanuli dan habitatnya,” imbuhnya.

“Tujuan kami di sini adalah bagaimana mengkonservasi lingkungan dan hutannya, karena elemen di dalam itu adalah orangutan di dalamnya. Kita kan gak bisa bicara orangutan kalau hutannya tidak sehat,” ungkap Julius.

Dia juga tidak menepis bahwa kawasan hutan tapanuli di Kabupaten Tapteng, terancam punah. Julius menyebut, hal itu disebabkan banyak hal. “Kalau misalnya terancam punah, itu kan banyak elemen banyak faktor. Dan salah satunya itu misalnya ketidaktahuan masyarakat kebutuhan akan lahan dan lain lain,” jelasnya.

“Itu yang menjadi warnes kita, bagaimana kita melatih atau mendidik anak anak muda ini biar lebih paham lebih awal. Jadi ini cikal bakal kita ke depan bagaimana mereka memahami bahwa lingkungan itu perlu, sehingga ketika dewasa mereka tahu,oh ya, karena kita tidak menjaga lingkungan dari awal akhirnya kita menderita atau mendapat bencana,” tutupnya. (SNT)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *