Pengerjaan Jalan Nasional di Pinangsori Terkendala

PELEBARAN JALAN
Kondisi Jalan Dilokasi Pelebaran di Daerah Kecamatan Pinangsori, Tapteng, Sumatera Utara. Jumat, 20 April 2018. FOTO: Job Purba/SNT.

Pinangsori – Pekerjaan pelebaran jalan Nasional oleh PT.PP di wilayah Kecamatan Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, sejak beberapa hari terakhir terhenti.

Penyebabnya, karena belum adanya ganti rugi lahan milik warga yang terkena dampak pelebaran jalan, wargapun protes.

Bacaan Lainnya

Selain itu, warga juga mengeluhkan aktivitas pengerukan tanah di depan rumah mereka yang terbengkalai berhari-hari dibiarkan terbuka, dan menjadi tempat penampungan air hujan.

“Akibat pekerjaan ini terhenti, halaman rumah kami seperti kubangan. Tumpukan tanah ini pun jadi mengganggu kami keluar masuk rumah,” ujar warga bermarga Hutauruk yang merupakan Kepling Hutaimbaru, Kecamatan Pinangsori, Jumat, (20/4/2018).

Dia pun mengancam akan menutup kembali galian yang di lakukan oleh pihak kontraktor yang ada di depan rumahnya apabila tidak ada kejelasan atau niat baik.

“Saya sudah telepon pihak PP dan mengatakan akan menutup galian ini dengan tanah apabila tidak di kerjakan mereka lagi,” katanya.

Warga lain yang ikut merasa dirugikan akibat terbengkalainya pekerjaan pelebaran jalan ini ,menduga adanya ketidak harmonisan komunikasi antara pihak kontraktor dengan Dinas PU.

“Saya dengar ada masalah antara Dinas PU dan PT.PP terkait pembebasan lahan warga yang belum selesai di bayar oleh Dinas,” ungkapnya.

Informasi lain menyebut, bahwa pihak PT.PP tidak bisa mengerjakan lahan tersebut akibat di teror warga. Sehingga kontraktor menarik seluruh alat berat dan personilnya dari lapangan dan membiarkan pekerjaan ini tergantung.

JALAN NASIONAL

Tampak di lapangan sejumlah titik titik galian menjadi kubangan air, dan pipa-pipa air minum berserakan tanpa ada perbaikan.

Menyikapi hal itu, awak media ini mencoba mengkonfirmasi seorang pekerja yang menggunakan seragam abu-abu bertuliskan PP, dan menyatakan dia tak mengetahui persoalan tersebut.

“Saya tidak tahu apa-apa Pak. Ini antara Bos-Bos itulah. Namun lebih pas nya tanya sama orang PU lah. Mungkin mereka lebih banyak bertanggungjawab dalam hal ini,” tutur pekerja PT.PP tersebut tanpa menyebut identitasnya. (Job Purba)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *