Sibolga – Ngaku dihipnotis melalui telepon seluler, K.Hasibuan warga Pondokbatu, Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) babak belur dihajar salah seorang pemilik konter pulsa berinisial BP di Jalan SM Raja Sibolga, Sabtu 25 Agustus 2018.
Ceritanya, K.Hasibuan dihubungi seseorang agar mengisikan pulsa sebesar Rp340 Ribu.
Entah terperdaya setelah menerima telepon itu, K.Hasibuan selanjutnya mendatangi konter tersebut untuk membeli sekaligus mentransfer pula kepada si penelepon.
Kasus tersebut bergulir hingga ke kantor polisi di Polsek Sibolga Sambas. Mertua K.Hasibuan ketika dikonfirmasi wartawan mengatakan, menantunya tersebut sempat dipukuli dan dilempari pakai batu, bahkan ditelanjangi.
Tak cukup sampai disitu, K.Hasibuan katanya sempat diikat di salah satu tiang yang berada di Jalan SM Raja, Kelurahan Pancuran Gerobak, Kecamatan Sibolga kota, Kota Sibolga lantaran tidak membayar uang pulsa yang dibelinya yang sudah terkirim ke nomor HP yang menghubungi Hasibuan.
“Sebenarnya anak saya ini bukannya tidak mau membayar, akan tetapi dirinya tadi mendapat telpon yang tidak tau dari siapa. Dalam telepon tersebut, anak dia ini sepertinya di hipnotis lalu disuruh mengisi pulsa sebanyak Rp.340.000, dengan alasan si penelepon bahwa dia adalah teman lamanya,” ucapnya.
Ia menjelaskan, penelepon yang belum diketahui itu menyuruh Hasibuan mengisi pulsa dengan alasan akan membayarnya kemudian.
“Usai pulsa di transfer, tiba-tiba nomor telepon yang meminta di isi pulsa itu mati. Lalu anak menantu saya sadar dan merasa kebingungan. Bagaimana cara membayar pulsa yang telah dibeli tadi, karena dirinya tidak membawa uang,” jelasnya.
Dijelaskannya, pemilik konter pulsa tersebut pun kemudian menahan HP, STNK dan SIM menantunya karena tidak mampu membayar pulsa tersebut.
“Disaat itulah menantu saya kemudian di ikat, dilempari dan bahkan ditelanjangi pemilik konter hingga begini,” beber dia.
“Usai di begitukan, anak saya kemudian dibawa pemilik konter pulsa tersebut ke Polres Kota Sibolga. Sempat 1 harian anak saya di tahan di sana, karna pemilik konter tidak membuat laporan polisi (LP) akhirnya anak saya ini dilepaskan dari Polres kota Sibolga,” ujarnya.
Terpisah, Kapolsek Sibolga Sambas Iptu Kuson Butar Butar ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.
“Dimana korban telah dibawa ke Mapolsek Sibolga Sambas dengan wajah babak belur dan baju robek-robek di bagian lengan dan dadanya. Karena keluarga K Hasibuan datang melapor. Selanjutnya kita tindak lanjuti dan memanggil pelaku yang menghajar korban untuk di mintai keterangan,” jelas Kuson.
Kuson menambahkan, kasus ini dilakukan upaya mediasi sehingga bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
“Kita memberi jalan tengah kepada keluarga pelaku dan korban. Agar bisa selesai secara kekeluargaan, yakni tanggung jawab atas perbuatannya, dengan membawa korban berobat,” pungkasnya.
Pantauan awak media, kedua belah pihak hadir di Mapolsek Sibolga Sambas, dan melakukan perdamaian secara kekeluargaan dan membawa korban berobat. (ril)