Tapteng – Operasional pukat trawl di Sibolga dan Tapanuli Tengah kembali membuat resah dan merugikan nelayan kecil di daerah itu.
Galung Hutagalung (28), seorang awak bagan apung mengalami luka-luka setelah tali jangkar bagan apungnya ditabrak dan diseret kapal pukat trawl KM Hendrik yang melintas di perairan Pulau Mursala, Jumat pagi, 28 September 2018, sekitar pukul 06.30 WIB.
Akibat kejadian itu, Galung Hutagalung mengalami luka-luka. Sekujur tubuhnya mengalami memar akibat dihempas katrol tali jangkar yang terseret kapal pukat trawl.
Diketahui, bagan apung yang beroperasi di kawasan Labuhan Kapal, Perairan Pulau Mursala itu adalah milik Arwan Swandy Hutagalung, nelayan asal Sibolga.
Pasca kejadian, Arwan Swandy Hutagalung langsung melarikan korban (Galung Hutagalung,red) ke rumah sakit Meta Medika di Sibolga untuk mendapatkan perawatan intensif. Setelah itu, ia pun membuat laporan ke Satpolair Sibolga.
“Kita tidak terima, anggota kita telah menjadi korban atas beroperasinya kapal pukat trawl ini. Kita tidak ingin berdamai, kita ingin proses hukum berjalan,” tegas Arwan Swandy Hutagalung kepada wartawan di Sibolga, Jumat malam, 28 September 2018.
Dia menjelaskan, sebelum kejadian, awak bagan apung Galung Hutagalung sedang menggulung tali jangkar.
Saat kapal pukat trawl mendekat, semua rekan Galung Hutagalung di bagan apung berteriak dan memberi kode kepada kapal trawl tersebut.
Bukannya berhenti, kapal trawl itu malah terus melaju kencang hingga menabrak tali jangkar dan menyeretnya. Akibatnya, Galung pun terhempas katrol tali jangkar dan terluka.
“Saat ini, korban sudah diperkenankan pulang dan dirawat di rumahnya,” ujar Arwan.
Kasat Polair Sibolga AKP Marudur Sihombing dikonfirmasi wartawan membenarkan, pihaknya telah menerima laporan terkait kejadian tersebut.
“Ya, kita sudah terima laporannya, kita akan lakukan penyelidikan dulu,” kata AKP Marudur. (snt)