Sibolga – PD Muhammadiyah Tapanuli Tengah melepas Tim Ekspedisi Ahmad Dahlan PP Muhammadiyah untuk menelusuri peradaban Islam di kota Barus. Acaranya di Masjid Agung Sibolga, Minggu (4/11).
Ekspedisi akan berlangsung selama 3 bulan ke depan. Penelitian oleh tim ekspedisi ini sebagai langkah penguatan terhadap kota Barus sebagai daerah masuknya agama Islam tertua dari Kerajaan Samudera Pasai.
“Sejak diresmikan tugu titik nol Islam di Nusantara oleh Presiden Jokowi, pada 24 Maret 2017 lalu, belum banyak eksplorasi yang mendukung terkait itu, maka Muhammadiyah ingin mengkaji lebih dalam,” kata ketua tim ekspedisi Imam Prihadiyoko didampingi Ikhwal Mansur Situmeang.
Dia menjelaskan, tim ekspedisi Ahmad Dahlan di Barus merupakan yang kedua setelah yang pertama dilakukan di Palembang mencari jejak Islam di Sumatera Selatan.
“Kami tertarik ke Barus, pemerintah menetapkan Barus sebagai titik nol peradaban Islam. Kami akan mengambil data lapangan yang nantinya disinergikan dengan data pendukung lainnya,” sebut Imam.
Tim juga melibatkan ahli di segala bidang sejarah, arkeologi dan sosiologis, sehingga ke depan tidak ada lagi tafsir yang berbeda. Tim juga akan mengeksplor potensi wisata religi yang berhubungan.
Tim ekspedisi ini juga akan menyimpulkan hasil kajian terutama di tubuh Muhammadiyah.
“Ya, pastinya akan menjadi acuan tentang peradaban Islam di Barus ini, jika semua data otentik dan menyatakan peradaban Barus yang tertua dari Kerajaan Samudera Pasai, tentu kami akan menurut,” imbuhnya.
Ketua PD Muhammadiyah Tapanuli Tengah Rasidin Barasa menyampaikan gebrakan yang dilakukan Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini akan memperkuat Barus sebagai awal peradaban Islam di Nusantara.
“Kita berharap pemerintah pusat melirik Barus dan menjadikannya sebagai salah satu prioritas program pengembangan,” sebut Rasidin.
“Banyak situs sejarah yang harus dijaga, sampai kapan pun itu, hendaknya semua elemen dan potensi harus mendukung serta melestarikannya,” timpalnya. (ril)