Tapanuli Tengah – Martobat Bos Tamba, ayah Martin Tamba pelajar SMA Negeri 1 Sibolga yang tewas tenggelam di sungai Rindu Alam di Kelurahan Sibuluan Nauli, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara, sempat syok dan tak kuasa menahan tangis ketika berada dilokasi pencarian anaknya tenggelam, Kamis (15/11).
Disela-sela pencarian oleh tim Sar gabungan, Martobat juga sempat bertanya kepada rekan korban tentang peristiwa anaknya tersebut sehingga berujung malapetaka.
Namun, Edo Pratama yang sempat menolong korban menyebut, bahwa ia sudah berusaha melakukan pertolongan terhadap Martin ketika sedang hanyut. Tapi upayanya memberikan pertolongan tak berhasil.
“Jadi korbanlah anakku. Kalian kan berkawan,” kata Martobat.
“Sudah saya tolongnya, tapi dia terbenam. Gak sanggup lagi aku pak,” kata Edo.
Pencarian pun terus dilakukan oleh tim Sar gabungan selama hampir lima jam, dan membuahkan hasil.
Isak tangis rekan-rekan serta keluarga korban pun tiba-tiba pecah. Korban yang masih mengenakan seragam sekolah, langsung dievakuasi menuju RSU Dr.Ferdinand Lumbantobing Sibolga untuk visum.
Saat ini, jasad korban disemayamkan di rumah duka di Poriaha, Kecamatan Tapian Nauli, Tapanuli Tengah.
Informasi yang berhasil dihimpun, sebelum kejadian, korban bersama 6 temannya berasal dari sekolah berbeda, sedang berada di kawasan itu.
Namun, sekelompok pelajar tersebut diduga panik setelah mendapat kabar ada razia Sat Pol PP.
Empat dari ketujuh pelajar SMA itu kemudian menyeberangi sungai Rindu Alam. Keempatnya pun berhasil menyeberang. Sementara, nahas bagi Martin Tamba. Ia hanyut dan kemudian tenggelam. (snt)