Guru Bahasa Inggris SMP Santu Fransiskus Pandan Peduli Lingkungan

penghijauan
Johannes Sihotang saat Dilokasi Pembibitan Pohon di Sekolah SMP Santu Fransiskus Pandan, Tapteng.

SmartNews, Tapteng – Guru SMP Santu Fransiskus Pandan, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Johannes Sihotang patut diparesiasi karena kepeduliannya terhadap lingkungan. Bermodalkan kegigihannya, guru bahasa inggris ini secara diam-diam telah memproduksi ribuan bibit pohon berbagai jenis.

Produksi bibit pohon dibuat sederhana di pinggir halaman sekolah SMP Santu Fransiskus.

Bacaan Lainnya

Luar biasanya, bibit pohon berjenis Mahoni, Durian, Melonjo, Ketapang dan Mangga dibagikan kepada masyarakat secara gratis.

“Siapapun boleh mendapatkannya secara gratis, baik perseorangan maupun kelompok. Asalkan membawa pengajuan, dan benar-benar ingin memeliharanya,” kata Johannes, Senin (22/7/2019).

Selain itu, lanjut Johannes, dia juga telah melakukan penanaman pohon mahoni di pinggiran Sungai Sibuluan sebanyak 1000 batang.

“Namun pohon yang ia tanami tidak berhasil karena ketidakpedulian masyarakat, dan banyaknya pengerukan di sungai tersebut, sehingga pohon yang saya tanami rusak dan mati,” ungkapnya.

“Inilah yang kita sayangkan, penghijauan yang kita lakukan kurang mendapat dukungan dari masyarakat, padahal penghijauan itu sangat perlu di kehidupan kita,” sambungnya.

Tambahnya lagi, pada even-even tertentu, dia mengaku siap ikut untuk bersosialisasi kepada masyarakat agar ikut nimbrung dalam penghijauan supaya ada efek penularan yang positif melakukan penghijauan.

“Akhir-akhir ini kita lihat di mana-mana banyak sekali perusakan skala masif, padahal penghijauan ini adalah suplai oksigen yang baik,” bebernya.

“Bahkan guru-guru yang memiliki visi misi dalam lingkungan hidup supaya betul-betul melaksanakan aksi-aksi sederhana saja di lapangan bersama tim kelompok penghijauan atau school green di sekolah masing-masing,” imbuhnya.

Katanya lagi, sejak tahun 2008 hingga saat ini, dia mengaku terus melakukan penanaman pohon di sejumlah lokasi baik di area sungai maupun di pinggir jalan umum.

“Bahkan ke daerah Kecamatan Tapian Nauli sudah kita tanam pohon kurang lebih 5000 batang, dan semua biaya saya tanggung sendiri,” ungkapnya.

“Ini saya mulai dari nol dengan biaya sendiri, saya juga berharap masyarakat semakin sadar dengan kelestarian lingkungan hidup dan mendukung untuk menjadikan kerja ini menjadi kerja nyata,” pintanya.

Dia menyebut, upaya penghijauan yang ia lakukan juga pernah mendapat penghargaan dari The United Nations Environment Programme (UNEP) dan penghargaan Adiwiyata tingkat provinsi di Medan.

“Saya berhaap kepada pemerintah untuk mendukung kegiatan ini. Inilah sekarang perjuangan saya. Senantiasa harus tetap dilihat secara reguler di mana penanaman yang layak. Kami juga berharap dukungan dari pemerintah, dimana selama ini kami masih berjalan sendiri tanpa ada dukungan dari pihak manapun,” pungkasnya. (red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *