SmartNews, Tapteng – Oknum guru yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap murid SD di salah satu sekolah di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara (Sumut) menyebut bahwa perbuatannya itu merupakan pelajaran.
Hal itu disampaikan salah satu orang murid berinisial DH kepada wartawan, di Mapolres Tapteng, Sabtu (28/9/2019).
Apa yang dialami putrinya berinisial LM, diceritakan kepada DH. DH menyebut, anaknya berontak karena dipegang oknum guru tersebut.
“Jangan dipegang-pegang aku pak. Diam kau, ini pelajaran,” kata DH menirukan ucapan oknum guru tersebut kepada anaknya. “Kalau sama anakku gitu aja,” sambung DH.
Mengetahui kejadian itu, DH lantas berkomunikasi dengan kepala sekolah di SD tersebut untuk menanyakan apa tindak lanjut dari pihak sekolah terkait yang dialami anaknya.
“Namun kepala sekolah tersebut mengatakan akan membuat kesimpulan atas kejadian itu. Tapi tau-tau gak adanya putus kesimpulan itu,” kata DH.
Menurut DH, pihak sekolah sempat mengajukan perdamaian secara kekeluargaan. “Jadi kata kami, banyak kami jadi gak cocok. Kami gak terimalah diajak berdamai, makanya kami melaporlah ke polisi,” sebutnya.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum LSM Peduli Pengembangan Pembangunan Pantai Barat Sumut (P4BSU), Jamil Zeb Tumori, mengaku, awalnya mendapat informasi pada Jumat (27/9/2019), bahwa ada sekitar 20 orang murid SD di Tapteng, diduga menjadi korban pelecehan seksual.
“Itu dilakukan oknum guru tersebut di tengah proses belajar mengajar. Ini perlakukan yang sangat luar biasa. Bahkan ada anak SD tersebut yang sampai saat ini takut bersekolah,” kata Jamil Zeb Tumori kepada wartawan di Mapolres Tapteng.
Jamil pun turut mendampingi kasus ini, dan berharap kepolisian dapat mengungkapnya. “Kita harap Polres Tapteng mengungkap kasus yang luar biasa kita anggap ini, sehingga terungkap,” pinta Jamil.
Sejumlah orangtua murid tersebut pun membawa anak-anaknya ke Polres Tapteng untuk membuat laporan pengaduan, kemarin.
Namun hingga berita ini dilansir, SmartNews belum memperoleh keterangan dari Polres Tapteng, berapa orang murid SD tersebut yang datang dibawa orangtuanya membuat pelaporan pengaduan.
Pantauan kemarin, sedikitnya 6 murid SD tersebut menjalani pemeriksaan di ruangan unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tapteng. (red)