Kue Bakul Kuliner Wajib Khas Imlek di Sibolga Laris Manis

kua bakul
Foto : Ai Ayong penjual Kue Bakul di Sibolga saat ditemui wartawan di rumahnya. (Dod)

SmartNews, Sibolga – Menyambut tahun baru Imlek, kue bakul merupakan sajian wajib yang menjadi simbol dan tradisi yang menarik untuk diulik.

Ti kwe atau kue manis, merupakan kue tradisional yang dibuat menggunakan tepung ketan dan gula. Kue bakul ini memiliki tekstur yang kenyal dan sedikit lengket.

Bacaan Lainnya

Dalam tradisi Tionghoa, kue bakul merupakan kuliner wajib yang harus ada saat perayaan tahun baru Imlek.

Kue bakul ini memang menjadi buruan utama saat Imlek. Bentuknya yang khas dipercaya membawa keberuntungan dan sudah ada sejak zaman dahulu.

Ai Ayong, salah satu penjual musiman kue bakul saat ditemu wartawan di rumahnya, mengaku kebanjiran pesanan dua minggu sebelum menyambut perayaan Imlek baik dari warga Sibolga maupun luar daerah.

“Menjelang Imlek ini, saya banjir pesanan lah, diantar kemana-mana ada juga sebagian dari luar daerah seperti Padangsidimpuan, itu mesan ke kita tapi tidak banyak, untuk pribadi saja,” katanya, Kamis (23/1/2020).

Dia menjelaskan, proses pembuatan kue bakul sendiri memakan waktu yang cukup lama, mulai dari pagi hingga sore hari.

“Pulut ketan, itu nanti saya rendam mulai pagi jam 05.00 WIB, lalu digiling, baru gula pasir tak pakai air, itulah yang diaduk sampai satu jam hingga merata, lalu dikukus,” ucap paru baya berumur 65 tahun itu.

Kataya, menjual kue bakul telah ia geluti selama puluhan tahun, dengan berbekal ilmu pembuatan kue bakul dari orang tuanya.

“Saya sudah 20 tahun membuat kue ini, belajar dari orang tua saya, bisa dibilang turun temurun lah,” ucapnya.

Untuk harga kue bakul, dia mematok harga per kilo dengan berbagai ukuran, mulai dari yang kecil, sedang, sampai yang ukuran besar.

“Itu saya jual per kilo, 1 kilo itu Rp 120 ribu, kalau dia setengah kilo berarti dia Rp 60 ribu,” ujarnya. (Dod)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *