Bupati Tapteng Tinjau Lokasi Banjir di Barus

lokasi
Foto: Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani meninjau Lokasi Banjir di Barus.

SmartNews, Barus – Tingginya curah hujan menyebabkan terjadinya bencana alam banjir dan longsor di berbagai wilayah di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng).

Banjir bandang sungai Aek Sirahar menyebabkan sedikitnya 7 (tujuh) desa terdampak banjir di Kecamatan Barus dan longsor di Kecamatan Andam Dewi yang menyebabkan 7 orang meninggal dunia dan puluhan orang luka-luka, merusak permukiman warga, lahan pertanian, dan infrastruktur di daerah terdampak bencana itu pada Selasa (28/1/2020) sekitar pukul 21.00 WIB.

Menyikapi hal itu, Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani menginstruksikan seluruh jajaran teknis di lingkungan Pemkab Tapanuli Tengah meliputi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapteng, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, RSUD Pandan dan Puskesmas serta Satpol PP Tapteng untuk melakukan upaya penanggulangan bencana, evakuasi, dan pelayanan masyarakat di seluruh wilayah terdampak bencana serta berkoordinasi dengan seluruh jajaran Forkopimda, Basarnas, pihak Kecamatan, Forkopimka, pihak Desa/Kelurahan, dan lainnya.

Adapun 7 korban meninggal dunia telah berhasil dievakuasi. 5 orang korban bencana longsor dan banjir bandang di Desa Sijungkang Kecamatan Andam Dewi, yaitu Bismar Marpaung (50 tahun) laki-laki ditemukan sekitar pukul 08:00 WIB, Juster Sitorus (55 tahun) laki-laki ditemukan sekitar pukul 11:00 WIB, Pardamean br Manalu (85 tahun) perempuan ditemukan sekitar pukul 12:30 WIB, Abdul Rahman (72 tahun) laki-laki ditemukan sekitar pukul 11:00 WIB dan Esrin Pane (48 tahun) laki-laki ditemukan sekitar pukul 12:50 WIB.

Sementara itu, 2 korban meninggal dunia di Kecamatan Barus, yaitu Aswir Tanjung dan Idwarnisyah yang merupakan orangtua dari Aditya Melvan Tanjung, Anggota DPRD Tapteng Terpilih.

Bupati Bakhtiar Ahmad Sibarani turut melayat di rumah duka, memandikan jenazah dan mengkafani almarhum Aswir Tanjung, mensholatkan serta turut ke tempat pemakaman untuk dikebumikan.

Selanjutnya, Bupati Bakhtiar juga turun langsung ke seluruh titik lokasi terdampak bencana dengan berjalan kaki dan menaiki sepeda motor untuk melihat langsung upaya penanganan bencana, kondisi warga, dan kerusakan yang ditimpulkan oleh banjir bandang dan longsor pada Rabu (29/1/2020).

Dimulai dengan mengunjungi Desa Kinali dan Desa Pasar Tarandam di Kecamatan Barus dilanjutkan melihat Jalan Provinsi yang terputus total akibat longsor di Desa Sijungkang Kecamatan Andam Dewi serta dilanjutkan ke desa-desa lainnya, Rabu malam.

Ketujuh titik lokasi yang terdampak banjir bandang di Kecamatan Barus, yaitu Desa Kampung Mudik, Desa Pasar Tarandam, Desa Bungo Tanjung, Desa Kinali, Desa Ujung Batu, Kelurahan Batu Gerigis, dan Kelurahan Padang Masing. Seluruh wilayah ini sebelumnya terendam banjir setinggi 2 meter hingga 2,5 meter yang menyebabkan sekitar 700 KK warga mengungsi.

Pada kesempatan itu, Bakhtiar didampingi Wakil Bupati Tapteng Darwin Sitompul dan rombongan berbaur dan menyemangati warga agar tabah dan kuat dalam menghadapi musibah ini.

Bupati juga mengatakan pemerintah hadir dan berupaya maksimal dalam mengurangi beban penderitaan masyarakat atas kejadian luar biasa dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam banjir bandang dan longsor tersebut.

“Bencana alam banjir dan longsor ini terdapat di beberapa wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah. Ada di Kecamatan Barus, Pasaribu Tobing, Andam Dewi, Sorkam Barat, dan lainnya. Jumlah korban pada saat ini ada 7 orang yang meninggal dunia, kami masih terus menerima informasi. Kami baru saja mengunjungi Desa Kinali dan dan Desa Pasar Terandam, setelah itu kita akan ke Desa Sijungkang, Kecamatan Andam Dewi melihat Jalan Provinsi yang terputus total disebabkan longsor,” katanya kepada wartawan.

bakhtiar 2

“Kita turut berduka yang sedalam-dalamnya atas musibah yang dialami oleh seluruh warga terdampak banjir dan longsor. Semoga saudara-saudaraku semua tabah dan dikuatkan oleh Allah dalam menghadapi musibah ini,” tambahnya.

“Ada ribuan rumah yang terkena banjir. Kita melihat rumah yang rusak berat. Saya dilahirkan di sini dan besar di sini. Ini kejadian banjir yang besar. Kami mohon Pemerintah Pusat dan Provinsi Sumatera Utara dapat membantu. Terus terang, kami Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah tidak sanggup kalau menanggulangi sendiri. Membangun tembok atau dek kiri kanan kami sudah pasti tidak sanggup. Kami telah mengusulkan ke Pemerintah Pusat dalam hal ini ke Kementerian PU PR supaya dibangun tanggul penahan banjir pada tahun 2021. Mudah-mudahan dapat dipercepat. Kami mohon Presiden Republik Indonesia supaya menugaskan menteri terkait, instansi terkait untuk membantu kami memfasilitasi mengatasi banjir ini,” Bupati menambahkan. (ril)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *