Hal yang Perlu Diketahui Saat Seseorang Bilang ‘Terserah’

loneliness 1879453 1280
FOTO: Pixabay.

SmartNews, Tapanuli – Ungkapan ‘Indonesia Terserah‘ sempat trending di media sosial baru-baru ini. Berbagai ketidakpastian terkait penanganan virus Corona COVID-19 memicu rasa frustrasi yang diekspresikan dengan ungkapan tersebut. Terserah!

Saat seseorang bilang ‘terserah’, apakah berarti benar-benar pasrah dan ikhlas dengan apa yang bakal terjadi?
Sepertinya tidak selalu demikian, sebab kata-kata seperti ‘terserah’ atau ‘ya sudah’ seringkali justru mewakili sikap yang dinamakan pasif-agresif.

Apa itu pasif-agresif?

Dilansir detikcom, Minggu (17/5/2020), seseorang dengan perilaku pasif agresif mengekspresikan perasaan negatif lewat perilaku, bukan mengungkapkannya secara langsung lewat kata-kata.

Ini menciptakan jarak antara apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan Misalnya, seseorang tidak setuju dengan sebuah rencana.

Seseorang yang pasif agresif mungkin tidak akan membantah, tetapi diam-diam tidak mau mendukung apalagi menjalankannya. Pokoknya, “Terserah!”

Lantas, kenapa orang mengatakan ‘terserah’?

Dikutip dari Rachrecovery, seseorang dengan perilaku pasif agresif pada level tertentu meyakini bahwa situasi hanya akan menjadi lebih buruk jika orang lain mengetahui perasaan negatifnya.

Karenanya, ia akan memilih mengungkapkannya diam-diam lewat sikapnya dibanding kata-kata.

Menarik diri dari diskusi dan percakapan lewat ungkapan ‘terserah’ atau ‘ya sudah’ adalah contohnya. Biasanya, diikuti dengan ngomong di belakang.

Perilaku atau sikap pasif agresif juga bisa berkaitan dengan kondisi tertentu seperti:

• Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH)
• Stres
• Gangguan kegelisahan (anxiety)
• Bipolar
• Skizofrenia
• Penyalahgunaan narkoba.

Bagaimana sebaiknya menanggapi kata ‘terserah’?

Banyak orang tidak menyadari bahwa dirinya bersikap pasif agresif, dan bahkan merasa normal dengan hal itu.
Bisa jadi, malah merasa sikap itu yang terbaik demi menghindari pertikaian.

Salah satu cara yang dianjurkan untuk menyikapinya adalah dengan bersikap asertif tanpa melabelinya ‘pasif agresif’. Terkadang, cara ini efektif untuk memberi contoh cara mengungkapkan perasaan dengan lebih tegas. (dtc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *