Begini Atensi Masinton Pasaribu kepada ‘Raja Huta’ Tapteng

IMG 20241105 WA0032 scaled
Paslon Bupati/waki Bupati Tapteng Masinton Pasaribu-Mahmud Effendi Lubis akan memberikan ruang kepada Raja Huta berada dalam pemerintahannya. (SNT/AB)

TAPTENG – Pasangan calon (Paslon) Bupati/waki Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng), nomor urut 2 Masinton Pasaribu-Mahmud Effendi Lubis akan memberikan ruang kepada Raja Huta berada dalam pemerintahannya jika diberi amanat sebagai pemimpin.

“Kita berikan apresiasi posisi Raja Huta ada dalam pemerintahan. Kita akan siapkan anggaranya untuk setiap kegiatan raja. Agar apa?, agar budaya kearifan lokal kita tidak hilang,” kata Masinton Pasaribu di hadapan warga yang hadir pada acara ramah tamah dengan Paslon di Desa Pasaribu Tobing Jae, Kecamatan Pasaribu Tobing, Tapteng, Senin malam (4/11/2024).

Bacaan Lainnya

Dalam pembangunan kata Masinton Pasaribu, tidak boleh melupakan unsur budayanya. Hal itu penting untuk menanamkan prinsip, tujuan dan suksesnya sebuah pembangunan.

“Kalau pemimpin mengenyampingkan unsur budayanya itu bahaya, kita akan tercerabut lah dari akar budaya kita. Maka nanti, posisi raja huta itu akan letakkan sebagai pemimpin informal, pemimpin formal di desa Kepala Desa, tapi untuk pemimpin informal adat budaya tetap kita posisikan Raja Huta itu,” sebut Masinton Pasaribu.

Jika hal itu tidak diperhatikan kata Masinton Pasaribu, kemajuan zaman akan menggerus warisan leluhur. Anak-anak mudah tidak lagi tahu adat budaya karena terkontaminasi dengan budaya luar.

“Lama-lama tergerus juga nih, karena di setiap kantor pemerintahan ornamen Batak itu sudah tidak ada. Bukan mau menonjolkan identitas kesukuan, tidak. Kita berada di Tapanuli Tengah, harus ada dong ornamen kantor pemerintahan, itu menjadi ciri sebuah daerah,” katanya.

“Kemudian muatan lokal untuk anak-anak sekolah, muatan lokalnya itu harus bahasa Batak, aksara Batak karena Tapteng ini bagian dari tanah Batak. Semboyannya aja Horas Tapteng, sahata saoloan. Dan bukan berarti kita juga mengesampingkan etnis lain tidak. Di daerah pesisir kita buatkan, kita padukan etnis pesisir dan batak toba,” cetus Masinton Pasaribu. (ren/AB)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *