TAPTENG – Insiden dilarikannya 27 siswa SMAN 1 Matauli ke RSUD Pandan untuk mendapatkan pertolongan medis, pada Selasa 29 April 2925 lalu, menuai sorotan dan menjadi perhatian dari berbagai elemen masyarakat.
Disebutkan, jika kejadian tersebut hal yang sangat serius dan memprihatinkan. Perlu evaluasi menyeluruh, baik dari sisi penyediaan bahan baku, distribusi, hingga pengawasan keamanan pangan di sekolah yang diklaim merupakan salah satu sekolah terbaik di Sumatra Utara itu.
Belum keluarnya hasil uji lab sampel makanan yang dikomsumsi siswa SMAN 1 Matauli Pandan menimbulkan macam spekulasi, hingga klaim pihak sekolah yang menyebutkan jika siswa yang diduga keracunan makanan itu hanya mengalami alergi seperti yang diberitakan sejumlah media.
Lantas, benarkan gejala mual, muntah, pusing, detak jantung cepat, panas, keringat dingin, bibir bengkak, sesak, hingga muka memerah, yang dialami puluhan siswa SMAN 1 Matauli Pandan itu merupakan gejala alergi?
Sanitarian Dinas Kesehatan Tapteng, Agustina Hutauruk yang dikonfirmasi, Selasa (06/05/2025), menyebutkan, bahwa alergi dan keracunan adalah dua kondisi yang berbeda, yang dapat mempengaruhi tubuh manusia.
Katanya, alergi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap suatu zat yang dianggap sebagai ancaman. Sedangkan keracunan adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh terpapar zat beracun atau toksin, yang dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh.
Gejala alergi dapat berupa gatal-gatal, ruam kulit, bersin, hidung tersumbat, atau bahkan anafilaksis (reaksi alergi yang parah). Sementara gejala keracunan dapat berupa mual, muntah, diare, sakit kepala, atau bahkan kerusakan organ tubuh.
“Selain beberapa penyebab, perbedaan nya ada pada gejala yang ditimbulkan,” kata Agustina Hutauruk.
Namun demikian, Agustina menegaskan jika ia tidak dalam kapasitas memastikan insiden yang terjadi terhadap siswa SMAN 1 Matauli Pandan.
“Perbedaan utama antara alergi dan keracunan adalah bahwa, alergi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap suatu zat, sedangkan keracunan adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh terpapar zat beracun,” pungkasnya. (ren)
