BI Sibolga Tingkatkan Kapasitas Produksi Komoditas Beras melalui Demplot Padi Gamagora 7 di Tapsel

IMG 20251027 WA0006 scaled
Kepala BI Sibolga Riza Putera dan Bupati Tapsel Gus Irawan Pasaribu saat menanam padi.

TAPSEL – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sibolga bersama Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Kick Off Demplot Padi Gamagora 7, di Desa Tatengger, Kecamatan Angkola Muaratais, Jumat (24/10/2025).

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya penguatan ketahanan pangan, peningkatan produktivitas komoditas pertanian, dan kesejahteraan petani.

Bacaan Lainnya

“Pentingnya penguatan produktivitas pangan melalui kolaborasi lintas lembaga serta adopsi teknologi pertanian seperti penggunaan sensor tanah digital, alsintan, dan pemilihan varietas unggul,” kata Riza Putera, KPw BI Sibolga dalam sambutannya.

Riza Putera berharap agar kesejahteraan petani meningkat melalui peningkatan produktivitas hasil panen padi Gamagora 7.

Bupati Tapsel Gus Irawan Pasaribu mengatakan peran sektor pertanian sebagai tulang punggung perekonomian di daerah itu.

“Peningkatan hasil panen tidak hanya berpengaruh terhadap pendapatan petani tetapi juga menjadi fondasi penting dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan di wilayah Tapanuli Selatan, dan kita berharap Gapoktan Tatengger mampu menjadi penangkar bibit untuk mendukung penyediaan bibit dan ketahanan pangan,” katanya.

Sebagai wujud komitmen dukungan BI, Gapoktan Tatengger Bersatu menerima dukungan demplot padi varietas Gamagora 7, peralatan alsintan, serta sensor tanah berbasis teknologi digital farming.

Poktan Dolok Marombun menerima demplot cabai merah dan alsintan, Ponpes Tahfidz Baiturrahmi menerima dukungan demplot jagung beserta alsintan untuk kemandirian ekonomi pesantren.

Di akhir kegiatan dilaksanakan penanaman bersama padi Gamagora 7 di areal lahan Gapoktan Tatengger Bersatu.

Untuk diketahui, Varietas Gamagora 7 dikenal memiliki potensi hasil panen 7–10 ton per hektar, yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan produktivitas eksisting di wilayah tersebut yang masih berada pada kisaran 5–6 ton per hektar.

Dengan adanya dukungan ini, diharapkan produktivitas pertanian lokal meningkat, pendapatan petani semakin membaik, serta ketahanan pangan daerah semakin kuat dan berkelanjutan. (ren/ril)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *