Diagnosa Berbeda, Ayah Rahmad Lubis Kecewa

Screenshot 2018 1 28 7 Hadi Sitanggang
Rahmad Sedang Diperiksa Dokter RS Murni Teguh Medan.

SMARTNEWSTAPANULI.COM, MEDAN – Syukur Lubis (45), warga Lopian, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) mengaku kecewa atas hasil diagnosa berbeda yang dikeluarkan oleh dua rumah sakit di Sumatera Utara, tentang jenis penyakit putranya Rahmad Lubis bocah 10 tahun.

Kedua rumah sakit di Sumatera Utara yang sudah mendiagnosa penyakit Rahmad yakni dari RSUD Pandan Tapanuli Tengah dan RS Universitas Sumatera Utara (USU) Kota Medan.

Bacaan Lainnya

“Saya heran dan bingung lah pak, karena di RSUD Pandan Tapteng, katanya anak saya menderita hydrochefalus. Sampai di RS USU Medan karena dirujuk, nggak ada penyakitnya, apalagi hydrochepalus, negatif,” kata Syukur, kemarin.

Lebih mengecewakan lagi kata Syukur, penyakit aneh yang menyerang bagian wajah anak ketiganya itu belum lagi sembuh, namun pihak RS USU sudah menyarankan agar putranya dibawa pulang ke Lopian, Kecamatan Badiri Tapteng, karena dianggap tidak mengalami penyakit apapun.

“Saya nggak tahu lagi pak, saya hanya buruh bangunan yang tidak punya uang banyak pak. Makan setiap hari aja sudah cukup bagi kami, anak saya 5 orang termasuk Rahmad. Disuruh pulang, mau dibawa kemana lagi anak ku ini (Rahmad) berobat biar sembuh dan bisa sekolah,” ungkapnya.

“Status kami sekarang di RS USU pak sudah daftar pulang, setiap perawat yang datang ke ruangan opname selalu nanyakan kapan kami pulang, sedangkan keluarga kami di Medan ini nggak ada. Setidaknya ada uluran tangan pemerintah lah pak, contohnya menginap sementara di bangunan pemerintah di Medan ini pak,” keluh Syukur.

Syukur juga menyebutkan, semangat untuk membawa Rahmad berobat baik ke RSUD Pandan maupun ke RS USU lewat jalur BPJS, berkat dorongan beberapa pihak di Sibolga dan Tapanuli Tengah yang beberapa waktu lalu meluangkan waktu, tenaga dan materi demi kesembuhan Rahmad.

“Jujur saja lah pak, ongkos dan biaya hidup kami selama di Medan membawa Rahmad berobat itu semua bantuan para dermawan. Kalau seperti ini kejadiannya, bagaimana kami akan menyembuhkan penyakit anak kami ini pak,” sebutnya.

Lina Marlina (35), ibu kandung Rahmad Lubis menuturkan, meski lahir normal, bocah Rahmad pada umur setahun sudah mengidap penyakit aneh ini, yang bermula dari sakit mata di usia 7 bulan.

“Saya pikir anak saya ini (Rahmad-red) hanya penyakit mata biasa, saya kasih lah obat tetes mata itu umurnya 7 bulan. Setelah umur setahun bukannya sembuh, malah makin parah. Sempat juga dirujuk ke Adam Malik dari RSUD Pandan pak, karena biaya nggak ada nggak dilanjutkan lah pak,” tutur Marlina.

Dikatakan Marlina, akibat keterbatasan biaya perobatan, membuat penyakit bocah Rahmad kian memburuk, wajahnya membengkak dan membiru, kedua matanya tidak dapat melihat, serta pipi kanan tampak menggelambir.

Sementara, Andri Christanto Malau yang sejak awal aktif mendorong kesembuhan Rahmad juga menyatakan kekesalannya terhadap kondisi yang menimpa Rahmad dan keluarganya di RS USU Medan.

Andri menilai, semestinya pihak RS USU berani untuk mencoba pemeriksaan rutin terhadap penyakit Rahmad atau setidaknya mencari solusi lain, demi kesembuhan Rahmad, sehingga keinginan Rahmad untuk sehat dan bersekolah dapat tercapai.

“Di kondisi saat ini saya bermohon kepada seluruh organisasi masyarakat, kepemudaan, mahasiswa dan sebagainya di Sibolga atau di Tapteng yang punya jaringan di Medan, mari kita kawal perobatan dan kesembuhan Rahmad,” imbuhnya.

Sebelumnya, Rahmad Lubis dihadapan sejumlah awak media pernah mengutarakan keinginannya untuk sembuh dan sekolah, semata-mata untuk membahagiakan kedua orangtuanya dan 4 saudaranya di saat dewasa nanti.

“Aku ingin sehat, aku ingin melihat, aku ingin sekolah, aku ingin jadi kaya,” ucap Rahmad.

Sementara itu, Rahmad Lubis telah pindah rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Kini Rahmad sedang menjalani perawatan di RS Murni Teguh Medan, Minggu, (28/1/2018). (Ren)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *