Pondok Diduga Tempat Maksiat Dibongkar di Tapian Nauli

ponsel
Petugas Gabungan Melakukan Pembongkaran Pondok Diduga Tempat Maksiat di Kecamatan Tapian Nauli, Tapteng, Sumut, Selasa, 27 Februari 2018. FOTO: istimewa.

Smart News Tapanuli, TAPTENG – Pembongkaran Pondok diduga tempat maksiat di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumut terus digencarkan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Tapteng.

Kali ini targetnya di Kecamatan Tapian Nauli. Didaerah ini, ada 3 pondok yang ditengarai sebagai tempat maksiat dibongkar, antara lain milik AS, TP dan DS bertempat di Desa Tapian Nauli I.

Bacaan Lainnya

Petugas yang dikerahkan melakukan pembongkaran, yakni Satpol PP sebanyak 100 personel, Polisi Militer (PM) 2 orang, Polisi dari Polsek Kolang 3 orang.

Kasat Pol PP Tapteng Drs Hikmal Batubara kepada Smart News Tapanuli membenarkan pembongkaran pondok diduga tempat maksiat tersebut yang dimulai dari kawasan rindu alam Kecamatan Pandan hingga ke Kecamatan Tapian Nauli.

Hikmal mengatakan, sebelum dilakukan pembongkaran, pihaknya telah menyurati pemilik pondok. Kendati demikian, saat penertiban berlangsung sempat terjadi adu argumen dari pemilik pondok dengan petugas.

“Pembongkaran pondok diduga tempat maksiat tersebut dimulai dari kawasan rindu alam Kecamatan Pandan hingga ke Kecamatan Tapian Nauli,” kata Hikmal Batubara.

Menurut Hikmal, pembongkaran pondok diduga tempat maksiat itu merupakan instruksi dari Bupati Tapteng, sehingga daerah ini bebas dari perbuatan maksiat.

Sementara itu, Kepala Desa Tapian Nauli I, Erwin Sibagariang menjelaskan, bahwa keberadaan pondok diduga tempat maksiat yang telah dibongkar itu telah membuat resah warga setempat.

“Sudah banyak warga yang melaporkan kepada saya yang resah terhadap keberadaan pondok-pondok itu,” kata Erwin dihubungi melalui selulernya, Selasa malam, 27 Februari 2018.

Menurut Erwin, pemilik pondok tidak dapat berbuat banyak saat pondoknya dibongkar.

“Merekapun (Pemilik Pondok, red) sebenarnya sudah tau menyalahi aturan, sehingga mereka tidak melakukan perlawanan,” jelas Erwin.

Masih kata Erwin, keberadaan pondok tersebut memang mencurigakan, karena sekeliling pondok ditutupi papan dan kemudian ditutup dengan kain spanduk.

“Jadi pondok-pondok yang dibongkar itu selama ini ditutup tinggi, kemudian ditutup lagi dengan kain spanduk,” ujarnya. (Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *