Tapteng – Poniman Siregar seorang pemuda berusia sekitar 25 tahun, diduga mengidap penyakit Tumor. Ada benjolan-benjolan dengan ukuran bervarasi di sekujur tubuhnya dan juga di wajahnya.
Kondisi Poniman ini sebelumnya menyebar di media sosial Facebook. Ada netizen mengunggah beberapa foto tentang penyakit dan keberadaannya bersama sang ibu.
Berdasarkan informasi yang diperoleh itulah, pengurus Ikatan Wartawan Online (IWO) Sibolga Tapteng kemudian menyambangi kediaman Poniman bersama ibunya Poniyem (60-an) pada sebuah gubuk yang memprihatinkan di areal persawahan di Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara, Kamis 19 Juli 2018.
Kedatangan awak media membuat Poniman bergegas berdiri dengan posisi tak sempurna. Ia berjalan pincang, kakinya memang tak tumbuh dengan sempurna. Demikian juga tubuhnya yang membungkuk dan membesar di sebelah punggung.
Poniman juga mengaku tak tahan berdiri berlama-lama.
“Cepat capek bang, gak tahan diri lama-lama,” ucapnya sambil terduduk di sebilah papan.
Ibu Poniman bercerita, kalau anaknya ini sudah sakit sejak lahir. Bahkan Poniman baru mampu berjalan di usia 20 tahun.
Upaya penyembuhan terhadap penyakit Poniman juga sudah dilakukan beberapa kali. Terakhir Poniman yang juga tak pernah menikmati bangku sekolah itu dibawa ke seorang Bidan di Kecamatan Tukka.
“Sekali ke bidan Tupang, katanya Tumor. Dulu ke Dokter Bajora di Sidimpuan, katanya serahkan sama yang kuasa,” sebut Poniyem.
Sebagai seorang ibu, tentu berkeinginan agar anaknya sembuh dari penyakit yang diderita anaknya ini. Namun karena keterbatasan dana, Poniyem hanya pasrah melihat kondisi Poniman.
Untuk hidupnya sehari-hari saja, Poniyem bergantung pada sawah di tanah sepetak yang ia pinjam dari warga sekitar untuk dikerjakan.
Poniyem mengaku asli dari Kota Padangsidimpuan, dan tak memiliki identitas. Sejak kecil anaknya hanya ia beri obat dedaunan.
“Inilah pak, dia (Poniman-red) kubawaknya kemana-mana, uang tak punya lagi, KTP Sidimpuan, belum buat surat pindah, cemanalah ini ada padi,” katanya.
Selain Poniman yang selalu berada disampingnya, Poniyem sebenarnya memiliki 2 anak lainnya yang sudah berkeluarga dan menetap di Tapanuli Tengah.
Yakni Gina yang bekerja sebagai pembungkus kerupuk dan dan Monang penjual roti.
Sementara Poniyem beralasan, ia pindah dari Kota Padangsidimpuan atas permintaan kedua anaknya itu.
“Kata anak jangan pulang (ke Sidimpuan), biar dekat, aku bisa lihat katanya,” tutur Poniyem.
Ia pun mengaku tak mau menyusahkan anak-anaknya yang sudah berkeluarga dan memiliki tanggungan tak sedikit.
Dirinya bersama Poniman yang sakit-sakitan dan lemah memilih tinggal di gubuk kecil berdinding seng dan beratapkan tenda biru, dan memenuhi kehidupan dari bertani.
“Anak-anak juga sering kemari, tapi gak mau (saya) nengok anak nanti susah karena kami,” terangnya.
Mendapat Bantuan Sembako dari IWO Sibolga Tapteng
Poniyem nampak terharu dan menutup matanya menahan isak tangis saat menerima bantuan sembako dan uang santunan sekedarnya yang diberikan IWO Sibolga Tapanuli Tengah.
“Trimakasih banyak, semoga Allah memberikan berkat berlimpah ya nak,” ujarnya.
Sementara Sekretaris IWO Sibolga Tapteng Rommi Pasaribu mengatakan, bantuan yang diberikan adalah bentuk keprihatinan dari pihaknya.
“Kita berharap bantuan yang diberikan bermanfaat buat ibu dan khususnya Poniman yang sangat membutuhkan perawatan ekstra,” kata Rommi. (ril)