Tapteng – Jalan menuju SMA Negeri 2 Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara terancam tertutup. Pasalnya, fasilitas jalan yang selama ini digunakan sekolah milik Provinsi Sumatera Utara itu melintasi areal SMP Negeri 3 Tukka.
Pantauan wartawan, Senin 17 September 2018, saat ini tanah yang biasa dilalui ke SMA Negeri 2 Tukka sedang dilakukan pembangunan gedung laboratorium.
Sebelumnya, pihak sekolah SMA Negeri 2 Tukka menyebut, jauh-jauh hari sudah mensiasatinya dengan berencana membuka jalan baru. Hanya saja karena keterbatasan anggaran. Sehingga proses pembukaan jalan tersebut belum tercapai saat ini.
Dengan keadaan itu, keluarga besar SMA Negeri 2 Tukka sangat mengharapkan dukungan cepat dari semua pihak, terutama dari Provinsi Sumutera Utara dan juga Pemkab Tapanuli Tengah.
Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Tukka, H Junaidi Pohan mengungkapkan, bahwa kendala yang mereka hadapi selama ini adalah posisi jalan. Karena sejak berdirinya sekolah itu 13 tahun yang lalu, masih status menumpang jalan dari areal SMP Negeri 3 Tukka. Padahal permohonan untuk pembukaan jalan baru sudah diajukan berkali-kali, baik itu sewaktu SMA masih dibawah naungan Kabupaten dan pasca dibawah naungan Provinsi.
“Sudah ada 7 orang anggota DPRD Sumut yang datang kemari melihat kondisi sekolah ini. Diantaranya ibu Delmeria Sikumbang, pak Juliski Simorangkir dan lima lagi anggota DPRD lainnya. Mereka meminta agar diajukan proposal, dan sudah kita serahkan proposal yang diminta, namun belum ada realisasinya. Untuk itu kami meminta kepada bapak/ibu angggota DPRD Sumut yang membidangi pendidikan, khususnya yang sudah berkunjung ke sekolah kami ini agar memperjuangkan nasib sekolah kami ini,” harap Junaidi.
Junaidi menyebut, karena kondisi yang sudah mendesak, pihaknya bersama dengan keluarga besar SMA Negeri 2 Tukka dan juga orangtua murid melakukan gotong royong membuka jalan dengan mengumpulkan bantuan suka rela dan juga bantuan dari pemerhati untuk menimbun dan menembok jalan yang sudah dibuka. Akan tetapi kondisi keuangan yang tidak mencukupi sehingga proses pembangunan jalan tidak bisa selesai dan saat ini sudah longsor karena dihantam hujan.
“Tadi malam hujan sangat deras, akibatnya jalan yang sudah kami timbun dan yang sudah di Dek sudah rusak dan longsor. Akibatnya tidak dapat dilalui siswa dan guru pada hari ini. Padahal itulah satu-satunya alternafit jalan yang bisa digunakan menuju sekolah ini. Kami khawatir jika pembangunan jalan ini tidak secepatnya diatasi, bisa menimbulkan gesekan antara siswa SMA Negeri 2 Tukka dengan SMP Negeri 3 Tukka. Untuk itulah kami memohon kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemkab Tapteng agar memperhatikan kondisi ini, karena murid yang bersekolah di tempat ini adalah warga masyarakat Tapanuli Tengah,” jelasnya.
Dari data yang dihimpun, jumlah siswa di SMA Negeri 2 Tukka sekitar 400-an lebih, dan memiliki prestasi diberbagai hal. Bahkan alumni dari sekolah ini sudah banyak diterima di Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia, dan juga mendapat kesempatan menjadi anggota Paskibra tingkat Provinsi Sumatera Utara, dan prestasi lainnya.
Tak hanya kepala sekolah, para siswa di sekolah inipun memohon agar akses jalan mereka segera selesai dibangun. Karena setiap musim hujan, mereka tidak dapat melintasi jalan yang baru dibuka, karena akan berlumpur dan terjal. Sedangkan kalau mereka lewat dari lahan SMP Negeri 3 Tukka, sudah terhalang dengan bangunan laboratorium dan juga kegiatan-kegiatan sekolah mereka.
“Kami mohon kepada pak Gubernur dan pak Bupati Tapteng agar membantu kami anak-anak Tapteng ini supaya bisa memiliki jalan sendiri menuju sekolah yang kami cintai ini,” pinta Siswa/i SMA Negeri 2 Tukka. (ril)