Sibolga – Korem 023/KS Sibolga menggelar latihan gabungan penanggulangan bencana alam di Lapangan Makorem, Jl Datuk Itam No 1 Kota Sibolga, Senin (26/11). Latihan ini bertujuan untuk mempersiapkan personel yang terlibat dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.
Latihan ini berlangsung lima hari, dibuka oleh Kasilog Korem 023/KS Letkol Inf Joko Suprayanto mewakili Danrem, melibatkan 150 peserta dan 40 orang penyelenggara, terdiri dari TNI dari Korem, Kodim 0212/TT, Disjan, Polres Sibolga dan Tapteng, BPBD, Satgas SAR, Dinsos, Dinkes, PMI, Tagana, PMI dan BMKG.
“Latihan ini berlangsung selama lima hari. Materi latihan yakni, teori dan praktek,” kata Joko Suprayanto.
Danrem 023/KS Kolonel Inf Mohammad Fadjar dalam amanatnya dibacakan Letkol Joko Suprayanto yang bertindak sebagai Inspektur Upacara menyampaikan, saat ini Kota Sibolga dan Tapteng memasuki musim penghujan.
Dengan situasi itu sering terjadi curah hujan yang cukup tinggi dan diikuti kondisi cuaca yang sulit diprediksi. Bahkan dengan mudah dapat berubah-ubah secara ekstrim.
Kondisi demikian, kata Joko Suprayanto sangat berpotensi menimbulkan bencana alam seperti, banjir, tanah longsor, yang bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.
“Maka dari itu, selaku aparatur negara, kita dituntut untuk memiliki kemampuan dan keterampilan serta kecepatan bergerak sesuai dengan tugas yang dihadapi. Hal ini yang mendorong kita untuk melaksanakan latihan secara terpadu untuk menyiapkan semua unsur dalam menangani bencana alam. Sehingga dapat mengetahui dan meyakinkan sampai sejauh mana kesiapan kita secara keseluruhan, baik personel, materil maupun sarana pendukung lainnya dalam menghadapi bencana,” tegasnya.
Disebutkan, titik fokus pelaksanakan latihan yang digelar adalah penanggulangan banjir dan longsor.
“Maka untuk itu, saya menekankan kepada para peserta agar nantinya materi yang diterima selama melaksanakan latihan harus benar-benar dipahami, terus dipelihara, ditingkatkan dan dikembangkan dengan penuh inovasi dan kreatifitas sesuai perkembangan situasi yang terjadi. Hal ini sangat penting, karena permasalahan di lapangan selalu memiliki dinamika dan karakteristik yang berbeda,” pungkasnya. (penrem023 )