BMKG: Gempabumi Belum Dapat Diprediksi, Jangan Termakan Isu

Screenshot 2019 08 03 gedung bmkg Penelusuran Google
Screenshot Gedung BMKG.

SmartNews, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menanggapi terkait berkembangnya berita yang viral di media sosial bahwa akan terjadi gempa besar berkekuatan M 9,0 pasca terjadinya gempa Banten M 6,9.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Tryono dalam press release di situs bmkg.go.id, Sabtu (3/8/2019) menyampaikan keterangannya.

Bacaan Lainnya

“Maka dengan ini kami memberikan tanggapan, bahwa isu yang berkembang tersebut tidak benar, karena peristiwa gempa bumi hingga saat ini belum dapat diprediksi oleh siapapun: kapan, di mana, dan berapa kekuatannya,” kata Rahmat Tryono mengawali keterangan persnya.

Menurut Rahmat, gempa bumi terjadi akibat deformasi batuan yang terjadi secara tiba-tiba pada sumber gempa yang sebelumnya mengalami akumulasi medan tegangan (stress) di zona tersebut, pengaruh penjalaran stress untuk proses selanjutnya secara kuantitatif masih sulit untuk diketahui.

Kata Rahmat, bahwa teori yang berkembang saat ini baru dapat menjelaskan bahwa sebuah gempabumi utama dapat membangkitkan atau memicu aftershocks dan masih sulit untuk memperkirakan gempa besar rentetannya seperti beberapa kasus gempabumi doublet, triplet (dua atau tiga kejadian gempabumi tektonik dalam waktu dan lokasi yang relatif berdekatan), dan seterusnya.

“Masyarakat kami imbau agar tetap tenang namun waspada dan tidak percaya kepada isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” pintanya.

“Dan yang lebih penting dan urgent adalah melakukan langkah-langkah mitigasi terkait kesiapan sebelum, saat, dan setelah terjadi gempa bumi. Siapkan bangunan rumah anda sesuai dengan konstruksi aman gempa, siapkan perabotan-perabotan yang kuat dan dapat menjadi tempat perlindungan sementara saat terjadi gempa, siapkan jalur evakuasi yang aman di lingkungan tempat tinggal anda, selanjutnya agar terus berlatih utk evakuasi mandiri, dan terus monitor “InfoBMKG” baik melalui sosial media, mobile apps, website, ataupun kanal-kanal resmi BMKG,” jelasnya mengakhiri keterangan persnya. (red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *