SmartNews, Tapanuli – Kabar memprihatinkan datang dari seorang remaja laki-laki berusia 15 tahun kelahiran Kota Sibolga, Sumatra Utara (Sumut).
Namanya, Iksan Marbun, warga Jalan Ketapang, Gang Kerinci, lingkungan VI, Kelurahan Simare-mare, Kecamatan Sibolga Utara.
Iksan Marbun merupakan putra dari Yusran Marbun. Dengan kondisinya saat ini, Iksan tak bisa berbuat banyak layaknya remaja seumurannya. Sehari-harinya, Iksan banyak terbaring di kasur ruang tamu di rumah karena penyakit yang ia alami.
Saat disambangi awak media di rumahnya, Sabtu (16/5/2020), Iksan tampak sulit menggerakkan kedua kakinya.
Meski terbaring lemas, namun sekali-sekali Iksan mencoba menjawab pertanyaan yang dilontarkan orang tuanya.
Iksan mencoba menceritakan kondisi yang ia alami saat ini. Pria yang masih berstatus pelajar kelas 2 SMP itu mengaku sering merasakan sakit di bagian perutnya.
“Sakit lambung, paru-paru, kadang kalau bergolek sesak nafas,” keluhnya.
Kepada wartawan, ayah Iksan, Yusran Marbun menyebut, awalnya kondisi kesehatan anaknya itu normal saja. Namun, belakangan badannya terus mengurus dan mengecil.
Melihat kondisi anak mereka itu, Yusran Marbun bersama keluarga, membawa Iksan berobat ke RSUD Ferdinand Lumbantobing Sibolga.
“Penyakitnya ini sudah tiga bulan, yang herannya walaupun makannya banyak, tapi badannya tetap kurus, kalau kata pihak rumah sakit gizi buruk, bocor lambung dan Paru-paru,” kata Yusran Marbun kepada wartawan, Sabtu sore (16/5/2020).
Yusran mengatakan, selama hampir sebulan anaknya dirawat di rumah sakit, namun kondisi kesehatan remaja kelahiran Sibolga 16 Maret 2005 itu semakin memprihatinkan.
Pihak keluarga memutuskan untuk membawa Iksan berobat ke RS Adam Malik Medan.
“Ada satu bulan juga kami di sana (RS Adam Malik). Namun karena kondisi penyakit Iksan sudah mulai membaik, pihak rumah sakit pun mengizinkan kami pulang, tinggal pemulihan saja,” ujarnya.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang becak itu mengaku, kini sudah tidak mampu lagi membawa Iksan berobat, lantaran kekurangan biaya.
Sementara, istrinya hanya bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Mereka memiliki 4 orang anak, sedangkan Iksan merupakan anak ke tiga.
“Ampun saya, tak sanggup saya lagi, makanya saya curahkan kondisi yang saya alami ini ke sosial media. Siapa tau ada yang terbuka pintu hatinya mau membantu, belum lagi semua anak saya sekolah,” sebutnya, sembari berharap adanya perhatian dari pemerintah untuk melihat kondisi kesehatan anaknya itu. (ril)