SmartNews, Sibolga – Sejumlah warga di Gang Rukun Damai Lingkungan III, Kelurahan Aek Parombunan, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga, Sumatra Utara (Sumut) menceritakan kronologi kejadian tanah longsor di perkampungan mereka yang menimbun 4 orang dan mengakibatkan dua orang tewas dan dua terluka.
Seorang ibu rumah tangga boru Sinaga warga setempat saat ditanyai awak media menuturkan, korban selamat seorang ibu rumah tangga bernama Hagaria Nduru (30) berencana membangun rumah mereka di perkampungan yang berada di perbukitan itu.
Menurut boru Sinaga, Hagaria Nduru sudah mulai melakukan pembangunan pondasi rumah mereka sejak kemarin, Senin (3/8/2020).
“Semalam sudah mulai dipasang batu pertama. Tadi kulihat sudah naik seperempat bangunan pondasi rumahnya itu,” kata boru Sinaga mengawali keterangannya.
Lantas kata boru Sinaga, melihat Hagaria Nduru bersama para korban melanjutkan untuk mengambil pasir di lokasi perbukitan itu.
Dia menduga, tanah longsor itu terjadi karena hujan yang terjadi beberapa hari terakhir membuat perbukitan itu menjadi lembek dan kemudian dilakukan pengerukan dan terjadilah longsor.
“Kemudian karena beberapa malam terakhir ini terjadi hujan jadi lembek lah tanah itu. Karena sudah seperti gua yang dikeruk itu. Begitulah cerita situasi longsor yang terjadi ini,” jelasnya.
Boru Sinaga juga menjelaskan, jika ada warga yang hendak membangun rumah di permukiman itu, dia mengaku bahwa mereka mengambil pasir dari perbukitan yang longsor tersebut.
“Hasil pasir dari perbukitan itu untuk bangunan rumah kuat. Datang pun gempa gak goyang rumah ini,” akunya sambil menunjukkan sebuah bangunan rumah yang memang material pasir nya diambil dari perbukitan yang longsor tersebut.
Lanjutnya, korban meninggal dunia Amelia Nduru berstatus pelajar kelas II SMP, baru tiba pada Sabtu (1/8/2020) dari Pulau Nias karena disuruh datang ke Sibolga oleh Hagaria Nduru.
Sementara katanya, korban meninggal Jhony Hulu (20) memang tinggal di perkampungan itu namun masih keluarga dari Hagaria Nduru, namun orangtuanya tinggal di Gunungsitoli.
Polisi kemudian mengupdate data korban tertimbun longsor di perbukitan itu.
Kapolres Sibolga, AKBP Triyadi melalui Kasubbag Humas, Iptu R Sormin menjelaskan, kejadian tersebut sekitar pukul 16.00 WIB.
“Ada 4 orang yang tertimbun longsor dalam kejadian itu,” jelas Sormin kepada SmartNews, Tapanuli, Selasa malam.
Dijelaskan, keempat korban yakni Jhony Hulu (20), Amelia Nduru (14), Alvin (3) dan seorang ibu rumah tangga bernama Hagaria Nduru (30).
Kepada polisi, saksi mata bernama Jefri Hulu, (17) menerangkan awalnya para korban mengeruk perbukitan tersebut untuk mengambil pasir keperluan bahan bangunan rumah Hagaria Nduru.
“Pada waktu memasukkan pasir ke karung goni, tiba- tiba terjadi longsoran tanah dan menimpa Jhony, Amelia, Alvin dan Hagaria,” jelasnya.
Mendapat informasi tersebut, warga bersama personel Polsek Sibolga Selatan, petugas BPBD Sibolga berhasil mengevakuasi para korban dan selanjutnya dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.
Namun dua korban menghembuskan nafas terakhirnya yakni, Amelia Nduru dan Jhonny Hulu.
“Kasus bencana tanah longsor ini masih dalam proses penyelidikan personil Polsek Sibolga Selatan dan Polres Sibolga,” Sormin menambahkan.
Sementara itu, kedua korban tewas sudah dibawa dari rumah sakit, dan tiba sekitar pukul 19.00 WIB di rumah duka.
Tangisan histeris keluarga dan kerabat tak terbendung, ketika jasad kedua korban tiba di rumah duka.
Sementara korban selamat masih menjalani perawatan medis di RSU Sibolga. (red)