Wuih, Pengantin Baru di Jepang Bisa Dapat Uang Kompensasi Puluhan Juta

pengantin baru
FOTO: Ilustrasi Pengantin . (Foto: Pixabay)

SmartNews, Tapanuli – Rendahnya angka kelahiran bayi membuat pemerintah Jepang mulai khawatir. Hal itu karena semakin banyaknya kalangan millennial dan Gen Z yang enggan menikah.

Dikutip dari Soranews24, generasi muda Jepang saat ini lebih memilih menghabiskan waktu bersama karakter virtual maupun fiksi.

Bacaan Lainnya

Misalnya, wanita di anime atau video game, yang mereka anggap sebagai ‘kekasih’, ketimbang manusia sungguhan.

Rupanya, kondisi ekonomi juga ikut memperkuat alasan kaum muda tidak ingin menikah. Berkeluarga dan punya anak menurut mereka hanya akan menambah beban hidup atau menghalangi karier. Sebab fenomena yang terjadi di Jepang saat ini, anak muda sangat mementingkan bisa mapan secara finansial.

Melihat akar masalah dari rendahnya tingkat kelahiran ini adalah masalah finansial, pemerintah Jepang pun memberlakukan kebijakan baru.

Bagi pasangan yang bersedia menikah akan diberikan kompensasi atau hibah sebesar 600 ribu yen atau sekitar Rp 84 juta.

Kompensasi itu diharapkan bisa membantu pasangan bernapas lebih lega saat memperhitungkan bujet untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sehingga dengan begitu diharapkan pasangan menikah ini nantinya tak ragu lagi untuk memiliki momongan.

Program pemerintah ini sebelumnya sudah digalakkan. Tetapi untuk tahun ini kompensasinya ditambah dua kali lipat dari 300 ribu yen menjadi 600 ribu yen.

Namun ada syarat yang harus dipenuhi jika ingin mendapatkan kompensasi tersebut. Pengantin baru harus berusia 34 tahun atau lebih muda, baik suami maupun istri, dengan penghasilan gabungan 4,8 juta yen (sekitar Rp 678 juta) atau kurang.

Tetapi tidak menutup kemungkinan di tahun berikutnya syarat usia menikah untuk mendapatkan kompensasi bertambah.

Pengantin baru yang menikah di usia 39 tahun dan memiliki penghasilan gabungan 5,4 juta yen, masih bisa menerima uang kompensasi. Pemerintah Jepang berharap program ini sudah bisa dimulai April 2020 mendatang. (dtc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *