SNT – Sungguh memprihatinkan. Seorang wanita berusia 21 tahun jual diri. Padahal sedang hamil tua. Dia curhat berstatus janda muda 2 balita dan terjerumus jadi PSK.
Merujuk pemberitaan tribunbatam, Kamis (4/2/2021), saat berbincang dengan wartawan, perempuan 21 tahun itu hanya tertunduk, dan berusaha menutupi wajahnya.
Rupanya, dia sudah dua kali diamankan personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ketika sedang mangkal menunggu pelanggan.
Dia berinisial TL, diketahui sebagai PSK, dan sedang berbadan dua. TL yang sedang hamil tua terjaring razia di Kota Tasikmalaya, Senin (1/3/2021) dini hari kemarin.
Sebelumnya dia terjaring razia di depan sebuah hotel di Tasikmalaya. Kendati usianya saat ini masih belia, namun TL sedang hamil tua anak ketiga.
Dia terpaksa menjadi PSK lantaran harus menghidupi dua anaknya yang masih balita. Anak pertama masih berusia 4 tahun dan adiknya berusia 2 tahun.
Ia saat ini sedang mengandung 7 bulan. Setiap malam, TL biasanya berdiri di trotoar sekitar Jalan Mayor Utarya, depan PLN Kota Tasikmalaya, untuk menggaet pelanggan.
TL mengatakan, dirinya menjadi tulang punggung keluarga, setelah suaminya kabur entah ke mana meninggalkannya dan dua balitanya.
Dalam kondisi hamil, TL bercerai dengan suaminya. Ia sendiri mengaku bahwa ibunya mengetahui profesinya sebagai PSK.
“Suami kabur entah ke mana. Gimana lagi saya soalnya kepala keluarga. Saya enggak bisa kerja apa-apa lagi selain begini,” kata TL saat dimintai keterangan di ruang interogasi Pol PP Kota Tasikmalaya.
“Saya baru cerai sama suami sudah seminggu ini. Pekerjaan saya selama ini mamah tahu,” ungkapnya.
Katanya, terjun ke dunia malam setelah ditawari bekerja menjual diri. “Saat itu saya sedang bingung usai cerai, sedangkan saya butuh biaya buat kebutuhan sekolah kedua anak saya. Terus datang teman saya dan menawarkan cari uang dengan cara jual diri. Saya ikut dan begini jadinya,” aku TL.
Dia pun mengaku setiap malam di masa pandemi ini hanya mendapatkan uang Rp 100.000 sampai Rp 150.000.
Pelanggan sepi karena di masa pandemi. Jarang pria berlalu lalang di wilayah perkotaan lantaran aturan ketat pencegahan Covid-19.
Ia bercerita tak pernah lama mangkal saat cari pelanggan. TL akan segera pulang setelah mendapatkan uang dari satu atau dua pelanggan.
TL juga mengaku selalu ingin cepat pulang dan berkumpul bersama keluarganya, jika telah membawa sejumlah uang.
Uang tersebut akan digunakan untuk makan dan jajan anak-anaknya. “Saya enggak berpikir besar atau kecilnya dapat uang. Setelah saya dapat uang untuk bekal anak-anak meski satu kali melayani, saya langsung pulang. Yang penting saya ada buat jajan dan makan anak-anak,” katanya sembari menutupi wajahnya.
TL mengaku menjadi PSK hanya saat malam hari. Siang hari, dia seperti layakanya ibu rumah tangga yang mengasuh anak-anaknya.
“Saya butuh uang untuk kebutuhan hidup. Anak saya sudah dua ditambah sekarang saya hamil tua. Meski hamil saya mengaku menjual diri dan berhubungan sama pelanggan.”
“Saya baru 6 bulan begini setelah cerai sama suami,” katanya. TL tak berpikir panjang dari pekerjaanya sebagai PSK, karena yang terpenting bagi TL adalah membesarkan anak-anaknya.
“Saya enggak mikir apa-apa lagi, bagaimana caranya anak-anak saya bisa makan besok,” ujarnya.
Kepala Seksi Dal Ops PP Kota Tasikmalaya, Sandi A Suguh membenarkan jika ada 2 PSK jalanan, yang terjaring razia tim patroli rutin, dan langsung dibawa ke markas untuk didata dan dibina.
Keduanya berasal dari wilayah Kota Tasikmalaya dan sengaja datang ke lokasi mangkal setiap malam. “Mereka ada yang pernah ditangkap dan dilakukan pembinaan, tapi mereka melakukannya lagi. Kami pun akan terus melakukan operasi rutin untuk memberantas jenis-jenis penyakit masyarakat,” jelasnya. (tb/snt)