SNT, Jakarta – BMKG menyampaikan penjelasan terkait gempabumi berkekuatan Magnitudo 7,2 di Kabupaten Nias Barat yang terjadi pada pukul 13.30 WIB, Jumat (14/5/2021).
Dalam keterangan tertulis diterima SNT, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno mengatakan, berdasar hasil analisis pihaknya menunjukkan, gempabumi ini berkekuatan M 7,2, dan selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M 6,7.
“Episenter gempabumi terletak pada koordinat 0,2 Lintang Utara (LU) dan 96,69 Bujur Timur (BT), atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 125 km arah Barat Daya Kota Lahomi, Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara pada kedalaman 10 km,” ujar Bambang Setiyo.
Jenis dan Mekanisme Gempabumi:
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal yang berada di zona outer-rise, hal ini sesuai dengan hasil analisis BMKG yang menunjukan bahwa gempabumi tersebut memiliki mekanisme sesar turun (normal fault),” jelasnya.
Dampak Gempabumi:
Guncangan gempabumi ini dirasakan di Gunung Sitoli, Kabupaten Nias III-IV MMI. Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, Banda Aceh III MMI, Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu, Aek Godang, Aceh Tengah II MMI, Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut,” katanya.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” sambung Bambang.
Gempabumi Susulan:
Gempa susulan terjadi pukul 14.30 WIB. “Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan sebanyak 3 kali (aftershock).
Rekomendasi:
Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,” imbaunya. “Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG,” pungkasnya. (snt)