TAPUT – Bupati Taput Nikson Nababan mengaku salut dan bangga terhadap perjuangan seorang ibu pengajar praktik yang berdomisili di Kecamatan Pangaribuan, melakukan pendampingan ke Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Taput. Ia juga mengaku mendapat kabar bahwa ada pengajar praktik lainnya melakukan pendampingan ke tempat-tempat yang jauh.
“Saya bangga dengan perjuangan saudara bapak ibu pengajar praktik. Ini mengingatkan saya kembali perjalanan yang telah saya lalui, yaitu saya tergerak untuk membangun kampung halaman saya dengan membawa visi untuk Kabupaten Tapanuli Utara yang kita cintai,” ungkap Bupati Nikson di acara Lokakarya 7 Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 di Kabupaten Taput.
Menurut Nikson, tidak cukup hanya visinya yang harus bergerak, namun visi bersama untuk mewujudkan pembangunan di berbagai bidang mulai dari infrastruktur jalan dan jembatan, bidang pertanian dengan memberikan pupuk sistem pembayaran pasca panen, bidang pendidikan dengan pemenuhan kebutuhan tenaga guru ASN.
Lanjutnya, untuk membangun Kabupaten Taput harus banyak pihak bergerak dengan melibatkan masyarakat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat dan Swasta.
“Tergerak bergerak dan menggerakkan. ketiga hal inilah yang telah saya lakukan sejak saya mencalonkan diri sebagai calon Bupati Tapanuli Utara hingga saat ini dua periode sebagai kepala daerah,” ungkap Nikson Nababan.
Katanya lagi, ketiga hal tersebut harus dimiliki oleh calon guru penggerak. Jika itu terwujud, kata Bupati Nikson akan menjadi pemimpin yang kelak akan membawa perubahan yang luar biasa. “Terima kasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah mendukung pelaksanaan program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 Di Taput,” jelas Nikson.
Di kesempatan itu, Bupati Taput kepada Kepala Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Sumatera Utara, Joko Ahmad Julivan, menerangkan bahwa filosofi orang batak “Anakhon hi do hamoraon di ahu” (anak adalah harta yang paling berharga), membuat walaupun semiskin -miskinnya orang batak, akan tetap mengusahakan anaknya untuk berkuliah.
Untuk itu, tambah Bupati Nikson pentingnya pendirian Universitas Negeri Tapanuli Raya (UNTARA) di Kabupaten Taput.
“Saya mohon dukungan agar Universitas Negeri Tapanuli Raya di Tapanuli Utara dapat berdiri. Kita hitung setiap tahun ribuan anak Tapanuli Raya berangkat kuliah baik ke Medan maupun Pulau Jawa. Jika ada Universitas Negeri di sini, pastinya para orang tua akan menguliahkan anaknya tidak perlu sampai jauh. Perputaran perekonomian secara signifikan akan terjadi dampak berdirinya Universitas Negeri tersebut,” Nikson.
Sebelumnya Kepala BBGP, Joko Ahmad Julivan menyampaikan bahwa Balai Besar Guru Penggerak baru hadir di Sumatera Utara tepatnya 9 bulan yang lalu. Ia menjelaskan, Guru Penggerak hanya ada di 6 Provinsi yang dilabeli Balai Besar Guru Penggerak yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jogja, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara.
Para guru penggerak memiliki tugas pengembangan dan pemberdayaan guru, pendidik lainnya, tenaga kependidikan, calon kepala sekolah, kepala sekolah, calon pengawas sekolah, dan pengawas sekolah untuk semua jenjang mulai Paud, SD, SMP dan SMA dan SMK. “Dimana salah satu fungsinya adalah pelaksanaan pemetaan kompetensi guru, pendidik lainnya, tenaga kependidikan, calon kepala sekolah, kepala sekolah, calon pengawas sekolah, dan pengawas sekolah,” katanya.
Menurutnya, para guru penggerak adalah orang-orang pilihan yang harus melalui seleksi. “Semoga bapak ibu Angkatan 6 Calon Guru Penggerak bisa lulus seleksi, sehingga bisa menopang Pak Bupati Tapanuli Utara yang kami ketahui sangat mendukung pendidikan, menjadi aset anak daerah yang siap membangun Pendidikan di Tapanuli Utara,” pungkasnya.
Kegiatan dengan tema”Panen Karya Hasil Bumi” ini diprakarsai oleh Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Sumatera Utara, setelah enam bulan pelaksanaan Pendidikan Guru Penggerak di Kabupaten Tapanuli Utara melalui daring bersama fasilitator, pendampingan individu bersama pengajar praktik dan lokakarya. (ril)
