TAPTENG – Tapteng kini memiliki Rumah Kebangsaan. Lokasi sekretariatnya di samping kantor Camat Sarudik Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Pondok Batu.
Rumah Kebangsaan ini resmi dilaunching oleh Kapolres Tapteng AKBP Basa Emden Banjarnahor bersama Pj Bupati Elfin Elyas dan pejabat daerah lainnya, tokoh agama, tokoh masyarakat serta organisasi kepemudaan, Kamis (31/8/2023) siang.
Kapolres AKBP Basa Emden mengatakan Rumah Kebangsaan tersebut merupakan kegiatan dari kepolisian dalam rangka percepatan untuk mewujudkan Polri yang Presisi (Prediktif, Responsibilitas dan Transparansi berkeadilan).
“Pembentukan Rumah Kebangsaan ini adalah sebagai sarana penanaman wawasan kebangsaan, nilai-nilai toleransi dan rasa cinta tanah air. Seluruh elemen di Kabupaten Tapanuli Tengah harus tetap mempertahankan nilai persatuan dan kesatuan serta sinergitas hingga soliditas satu sama lain,” ujarnya.
“Saya berharap Rumah Kebangsaan ini sebagai wadah untuk kita berdiskusi memecahkan masalah terkait isu isu terkini baik isu kenegaraan maupun sosial budaya. Saya mengajak seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat, ormas serta seluruh instansi untuk saling bergandengan tangan guna mewujudkan situasi kamtibmas yang aman dan nyaman di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah ini,” sambung AKBP Basa.
Selain itu, Kapolres juga berharap Rumah Kebangsaan jangan hanya sebagai formalitas saja, namun tetap berkesinambungan dalam setiap masalah yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah.
“Terima kasih kepada seluruh peserta yang hadir di sini dan mari kita merawat dan menjaga serta mempergunakan Rumah Kebangsaan ini semaksimal mungkin,” ajaknya.
Pj Bupati Tapteng mengapresiasi Kapolres Tapteng yang telah membentuk dan membangun Rumah Kebangsaan dan berharap nantinya dapat menjadi tempat mencari inovasi dan kreasi menyangkut isu nasional maupun keamanan dan ketertiban.
Apresiasi juga turut disampaikan oleh Ketua MUI Tapteng Ngadiman KS. Katanya, untuk membangun satu bangsa yang besar ini terjadi dari berbagai suku, ras, agama, tidaklah gampang.
“Ibarat gelas kalau terpecah belah enggak akan bisa menyatukan lagi, maka menjaga merawat ini bukan suatu hal kerja mudah. Seluruh komponen bangsa bisa menjadi perekat keutuhan dalam berbangsa bernegara ini. Kadang-kadang orang berusaha menjadikan agama untuk memecah belah, tapi sebenarnya dalam pengamatan kami sangat kecil, sangat tipis kemungkinannya yang paling besar sebenarnya menimbulkan perpecahan ini politik sampai 80 persen itu akibat politik, faktor kedua ekonomi, karena ekonomi terjadi kesenjangan sosial,” jelasnya.
Senada juga disampaikan Ketua Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Tapteng Pdt Martin Manullang. Ia menyampaikan, bahwa bangsa dan negara ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama.
“Kita bersyukur pada hari ini telah diresmikan Rumah Kebangsaan. Ada tiga filosofi rumah tentang rumah, makna rumah yang sesungguhnya yang pertama adalah bahwa rumah itu adalah tempat paling nyaman, kedua makna fitur filosofis dari rumah ini adalah tempat nyaman dan kebenaran, ketiga adalah tempat berkumpulnya keluarga,” katanya.
“Terkait perbedaan, seharusnya kita bersyukur, karena perbedaan lah kita bisa bersatu. Rumah Kebangsaan ini adalah untuk tempat kita duduk bersama berdiskusi dengan saudara-saudara kita, walau berbeda sekalipun, di rumah kebangsaan itu akan dipersatukan, dan menurut iman Kristen bahwa perbedaan itu bukanlah sesuatu yang tabu, perbedaan itu adalah anugerah dari Tuhan,” tambah Martin Manullang.