TAPTENG – Ketua Tim Pemenangan Masinton Pasaribu-Mahmud Efendi Lubis (MAMA), Timbul Panggabean menegaskan, paslon nomor urut 2 yang mereka dukung menang telak pada debat pertama yang digelar KPU Tapteng di Ballroom Pia Hotel Pandan, Jumat malam (8/11/2024).
“Masyarakat pun sudah melihat dan bisa menilai, siapa yang lebih unggul dalam debat publik yang disiarkan secara live streaming melalui kanal YouTube, KPU Tapteng,” kata Timbul Panggabean pada konferensi pers, Sabtu malam (9/11/2024).
Timbul Panggabean mengatakan, Tim Masinton-Mahmud mengapresiasi Kapolres Tapteng, AKBP Basa Emden Banjarnahor yang mengamankan proses debat, yang di awal pelaksanaan sempat terjadi keributan kecil.
“Seandainya debat dihentikan, maka rakyat yang dirugikan, karena tidak mendengar dan memahami visi misi dan program masing-masing paslon,” katanya.
Kendati demikian, masih ada pihak yang diduga sengaja memutarbalikkan fakta dan sengaja “menggoreng” isu lain dibalik peristiwa keributan kecil yang terjadi saat debat.
Sesungguhnya debat itu harus adu ide dan gagasan, bukan adu otot dan adu sensasi, tetapi apa yang terjadi pasca debat? Ada pihak yang berupaya menyampaikan hal yang tidak benar, mem-framing seolah menjadi korban.
“Kita menilai, terjadinya keributan kecil dalam debat itu karena tidak ada ketegasan KPU sebagai penyelenggara,” kata Timbul Panggabean.
Ia mengatakan, dalam tata tertib sudah dijelaskan, apabila ada orang yang mengganggu dan berperilaku kurang baik, seharusnya dikeluarkan dari ruang debat.
“Tetapi itu tidak dilakukan, sehingga terjadilah keributan kecil tadi,” kata Timbul.
Katanya lagi, debat itu juga diframing seolah Masinton Pasaribu, sebagai putra kelahiran Pasaribu Tobing tidak tahu nama-nama desa dan kecamatan.
“Jauh sebelum debat, kita sudah berdiskusi, bahwa pertanyaan konyol seperti itu kita duga akan dimunculkan. Itu sengaja diframing, terus itu digoreng-goreng,” katanya.
Karena Masinton Pasaribu lebih mengedepankan persoalan di desa, bagaimana cara menyejahterakan desa, bagaimana cara membangun dan memaksimalkan dana desa yang cukup banyak itu, sehingga tidak menjadi bancakan korupsi orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
“Itulah konsentrasi Masinton dalam perdebatan, bukan sekadar nama-nama desa dan kecamatan, bukan seolah Masinton tidak tahu kemudian disimpulkan dia tidak layak jadi bupati,” jelas Timbul Panggabean.
Ia mengatakan, kesimpulan dari 5 sesi debat ditambah closing statemen, pasangan Masinton-Mahmud menang telak dengan nilai 5-0.
“Tidak salah kita menyebutkan itu, kalau dalam istilah sepakbola, 5-0 itu WO namanya ya,” kata Timbul.
Dia menambahkan, debat calon sangat dibutuhkan, pihaknya meminta KPU Tapteng untuk tetap menggelar debat paslon kedua, jangan ada upaya untuk menggagalkan.
“Selain menyampaikan ide dan gagasan besar bagaimana membangun Tapteng naik kelas, debat publik juga menjadi ajang untuk menggalang dukungan,” kata Timbul. (ren)