TAPTENG – Tiga orang siswa SMAN 1 Matauli Pandan, di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatra Utara (Utara) yang diduga mengalami keracunan usai makan siang di asrama yang disajikan pihak sekolah, masih mendapatkan perawatan intensif di RSUD Pandan, Rabu (30/04/2025).
Sementara, korban lainnya sejak mendapatkan perawatan di RSUD Pandan, sudah diperbolehkan pulang ke asrama sekolah SMAN 1 Matauli Pandan secara berangsur, sejak kejadian, Selasa (29/04/2025).
Kepala Tata Usaha (KTU) RSUD Pandan, German Sitompul yang ditemui, Rabu siang, menjelaskan, dari enam orang siswa yang mendapatkan pelayanan rawat inap, tiga diantaranya akan dirawat jalan.
Sementara tiga lainnya, tetap mendapatkan perawatan intensif dari pihak RSUD Pandan yakni, Wika warga Rokan Hilir, Abigael Lahagu warga Gunung Sitoli, dan Aqila Sahada warga Kota Padangsidimpuan.
“Tiga orang hari ini akan kita pulangkan dan mengikuti pelayanan rawat jalan,” kata German Sitompul.
Terpisah, disambangi di Ruang Mawar Lantai 3 RSUD Pandan, Aqila Sahada, salah satu korban dugaan keracunan menyebutkan, jika ia menjadi orang terakhir yang dibawa ke RSUD Pandan.
Pada siang itu seusai makan, kata Aqila, ia sedang tiduran di kamar. Lalu merasakan badan dan bibir menggigil. Selain itu, muka Aqila juga berubah menjadi merah. Ia mengetahui perubahan wajahnya setelah diberitahu teman-temannya.
“Dalam kondisi tersebut, saya dibangunkan dan langsung dilarikan ke rumah sakit,” katanya, Rabu (30/4/2025) siang.
Sebagaimana diketahui, publik dikejutkan dengan insiden dugaan keracunan makanan di SMA Negeri 1 Matauli Pandan, Tapteng, Selasa (29/4/2025) siang.
Puluhan siswa mengalami mual dan pusing, dan bahkan muntah, setelah menyantap menu makan siang yang disajikan penyedia makanan.
Siswa yang menjadi korban dugaan keracunan makanan ini, selanjutnya dilarikan ke RSUD Pandan, untuk mendapatkan pertolongan medis.
Informasi yang didapat, ada sekitar 27 siswa yang mendapatkan perawatan. 21 diantaranya telah diperbolehkan pulang, dan bentuk pelayanan rawat jalan. Sementara 6 siswa lainnya harus dirawat secara intensif. (ren)