Smart News Tapanuli, PANDAN – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara (Sumut) menyebut terjadinya kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak diakibatkan kurangnya pengawasan dari orangtua.
Demikian disampaikan Olan Sardi Hutabarat, SH, Bidang Pengaduan KPAI Tapteng diruang kerjanya, Jum’at, 2 Maret 2018 di Pandan.
“Korban maupun pelaku kejahatan terhadap anak terjadi akibat kurangnya pengawasan dan perhatian dari lingkungan dan keluarganya,” kata Olan Sardi.
Selain itu, dampak perkembangan media sosial yang begitu pesat saat dinilai menjadi salah satu penyebab terjadinya kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak.
“Untuk mengantisipasi hal itu kami sering turun kelapangan untuk melakukan sosialisasi, sehingga angka kekerasan dan pelecehan seksual di daerah Tapteng dapat di tekan,” ucap Dia.
Menurutnya, penggunaan media sosial yang salah dan dampak pengaruh dari ponsel yang bisa mengakses video kekerasan maupun video seks.
“Kalau kita lihat sekarang, sudah tidak rahasia lagi kalau anak-anak bahkan sudha pintar main ponsel. Hal ini bisa menjadi perhatian dari orangtua agar dapat mengawasi anaknya sehingga terhindar dari tontotan video kekerasan dan seks,” paparnya.
Sambungnya, banyak hal yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan anak-anak bangsa ini dari tindakan kekerasan dan pelecehan seksual.
“Ada tip untuk orangtua agar anak dapat terhindar dari kekerasan yang kita maksud, diantaranya sering mengobrol dengan si anak. Jangan memarahi anak, dan paling penting berkata sopan dan lembut dihadapan anak,” tambahnya.
KPAI Tapteng mengatakan, untuk menekan angka kekerasan dan pelecehan seks terhadap anak tidak lepas dari peran serta semua pihak. (JP)