Sumut – Ditemani istrinya Nawal Lubis, Calon Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi bersilaturahmi dengan masyarakat nelayan di Kecamatan Panai Tengah dan Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, Selasa, (10/4) dengan menyeberangai sungai Barumun menggunakan kapal motor nelayan.
Untuk sampai dilokasi, mantan Pangkostrad yang berpasangan dengan Musa Rajeksahah, disambut dengan pencak silat dan kelompok Rabana.
Mengawali kegiatannya, Edy menuju rumah salah satu tokoh masyarakat bernama Lukmanul Hakim.
“Kami mendukung dan siap memenangkan calon Gubernur kami Bapak Edy Rahmayadi yang berpasangan dengan pak Ijeck,” kata Lukmanul Hakim usai mengupah-upah Edy Rahmayadi bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat.
Usai acara tersebut, Edy Rahmayadi kemudian melanjutkan perjalanan ke Kelurahan Sei Berombak Kecamatan Panai Hilir. Disana, Edy disambut pemain pencak silat dan kelompok rabana yang melantunkan salawat nabi.
Sementara, tampak dibawah tenda telah menunggu ribuan masyarakat yang terlihat antusias meneriakan yel yel perjuangan, Eramas Menang dan Sumut Bermartabat.
Bahkan sebelum memasuki lokasi acara Edy Rahmayadi telah disambut masyarakat yang pada umumnya bermata pencarian nelayan dan petani.
Momen itu dimanfaatkan masyarakat minta foto bersama. “Pak Gubernur, foto pak,” beber salah seorang warga sambil memberikan sekotak kue kepada Edy.
Di hadapan ribuan masyarakat, partai politik koalisi pemenangan Eramas, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh pemuda Edy menegaskan bahwa perlu adanya usaha bersama yang berlandasan keberanian, kejujuran dan keikhlasan untuk mengembalikan martabat Sumut dengan mengangkat kesejahteraan para nelayan dan petani. Untuk mewujudkannya salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan khususnya kepada anak-anak nelayan dan petani.
Edy mengatakan, hampir disetiap perkampungan nelayan persoalan utama yang dihadapi adalah persoalan pendidikan. Hal ini dikarenakan para generasi mudanya telah terbiasa melihat dan membantu orangtuanya dalam mencari nafkah sehingga kerap mengabaikan pendidikan.
“Tanpa adanya pendidikan mustahil kita bisa membangun daerah kita. Tanpa pendidikan maka akan sulit mengangkat kesejahteraan masyarakat kita. Makanya salah satu perioritas saya adalah persoalan pendidikan khususnya di daerah-daerah perkampungan nelayan,” tutur Edy.
Ironisnya lagi, lanjut Edy, pemerintah yang seharusnya hadir untuk mensejahterakan dan mencerdaskan bangsa malah absen dalam memenuhi kebutuhan dasar termasuk juga pendidikan. (SN/int)