Gunungsitoli – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sibolga meluncurkan Pilot Project BI Jangkau di Kepulauan Nias, Sumatera Utara, Rabu, 18 Juli 2018.
Pilot Project BI Jangkau ini untuk memperluas jangkauan distribusi uang dan layanan kas Bank Indonesia hingga mencapai area desa yang selama ini sulit mendapatkan uang dengan kualitas yang baik.
Acaranya ditandai penandatanganan perjanjian kerjasama oleh Kepala Perwakilan BI Sibolga Suti Masniari Nasution, Pimpinan PT Bank Sumut dan Pimpinan PT BRI Cabang Gunungsitoli, disaksikan Kepala Grup SP, PUR, Layanan dan Administrasi BI Provinsi Sumut Andiwiana S dan Direktur Operasional PT Bank Sumut Didi Duharsa.
Kepala Grup SP, PUR, Layanan dan Administrasi BI Provinsi Sumut Andiwiana mengatakan Pilot Project BI Jangkau merupakan program perluasan jangkauan layanan kas Bank Indonesia kepada masyarakat hingga ke tingkat kecamatan/desa melalui jaringan kantor perbankan atau pihak lain yang bekerjasama dengan BI.
Menurutnya, latar belakang Pilot Project BI Jangkau adalah titik distribusi uang yang telah ditetapkan selama ini baru mencapai kabupaten/kota dan belum melayani masyarakat di kecamatan/desa.
“BI ingin seluruh masyarakat dapat memperoleh haknya menikmati kemerdekaan sampai ke pelosok negeri, termasuk memastikan uang rupiah beredar di seluruh wilayah NKRI,” kata Andiwiana.
Dia menambahkan, sejak 1997 Bank Indonesia telah membuka kas titipan di Gunungsitoli bekerjasama dengan BNI. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan uang rupiah di wilayah Nias yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (yoy).
Kepala KPw BI Sibolga Suti Masniari menyebutkan dari 16 kabupaten/kota yang menjadi cakupan wilayah kerja BI Sibolga, kepulauan Nias menjadi fokus sasaran Pilot Project BI Jangkau, mengingat letak wilayahnya termasuk dalam kriteria 3T (terdepan, terluar, terpencil).
Esensi Pilot Project BI Jangkau ini untuk meluaskan layanan kas BI yang selama ini sudah dilakukan di berbagai daerah.
“Dengan Pilot Project BI Jangkau ini kita merengkuh daerah-daerah yang selama ini belum tersentuh, terpencil, terdepan dan terluar. Jadi memang ini khusus melayani saudara-saudara kita di tempat-tempat yang selama ini lumayan susah dijangkau,” ujar Suti Masniari Nasution.
Dia berharap dengan program BI Jangkau ini masyarakat di daerah terpencil di Kepulauan Nias juga memperoleh atau dapat memegang uang rupiah yang sama dengan masyarakat yang tinggal di kota yang selama ini dekat layanan perbankan.
Pilot Project BI Jangkau ini juga menjadi upaya menarik sebanyak-banyaknya uang tidak layak edar dari masyarakat untuk diganti dengan uang layak edar.
“Selain itu kita juga terus sosialisasi, tidak melulu hanya menarik dan mengganti uang tidak layak edar, tetapi juga mengedukasi masyarakat agar paham cara memperlakukan uang rupiah sehingga uang itu bertahan lama dengan kondisi layak edarnya,” pungkas Suti. (dody irwansyah/smartnewstapanuli)