Batas Penukaran Uang Pecahan Rupiah Ini 30 Desember 2018

bi sibolga
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sibolga Suti Masniari Nasution. (FOTO: ist)

Sibolga – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sibolga Suti Masniari Nasution mengimbau masyarakat segera menukarkan uang pecahan rupiah yang telah ditarik dari peredaran sampai 30 Desember 2018.

Bank Indonesia membuka layanan penukaran sampai dengan 30 Desember 2018, termasuk layanan khusus pada hari Sabtu dan Minggu (29-30 Desember 2018).

Bacaan Lainnya

Pencabutan atau penarikan uang kertas tersebut ditetapkan melalui Peraturan Bank Indonesia No.10/33/PBI/2008, tanggal 25 November 2008.

Suti Masniari Nasution mengungkapkan, setidaknya terdapat 4 uang kertas yang dicabut melalui ketetapan tersebut.
Keempatnya yaitu, uang kertas pecahan Rp10 ribu tahun emisi 1998 dengan gambar muka pahlawan nasional Tjut Njak Dhien.

Kemudian, uang pecahan Rp20 ribu tahun emisi 1998 dengan gambar muka pahlawan nasional Ki Hadjar Dewantara.

Berikutnya, uang kertas pecahan Rp50 ribu tahun emisi 1999 dengan gambar muka pahlawan nasional WR. Soepratman.

“Kemudian uang pecahan Rp100 ribu tahun emisi 1999 dengan gambar muka pahlawan Proklamator Dr Ir Soekarno dan Dr H Mohammad Hatta,” ujar Suti Masniari Nasution di Kantor KPw BI Sibolga, Rabu 19 Desember 2018.

Suti didampingi Deputi KPw BI Sibolga Junaidi, Kepala Unit Pengelolaan Uang Rupiah KPw BI Sibolga Effendy dan staf KPw BI Sibolga, Danny Situmorang, pada kesempatan ini juga menjelaskan tentang ketersediaan uang pecahan rupiah menghadapi Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sibolga menyiapkan Rp1,5 triliun uang pecahan baru. Uang tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di 16 kabupaten/kota di Pantai Barat Sumatera Utara (Sumut) di wilayah kerja KPw BI Sibolga.

Berdasarkan kebutuhannya, wilayah Utara di Balige Rp350miliar, wilayah Selatan di Padangsidimpuan Rp700 miliar dan wilayah Barat Gunungsitoli Rp400 miliar. “Selebihnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah,” imbuhnya. (ren)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *