Nias – Dalam siaran pers nya, Minggu malam, 13 Januari 2019, Kepala Stasiun BMKG Binaka Gunungsitoli Budi Iman Samiaji menyampaikan, secara kalender astronomi bahwa pada 21 Januari 2019, akan terjadi bulan penuh (fullmoon), dan di beberapa belahan bumi akan terjadi Supermoon.
Disebutkan, pada peristiwa Supermoon ini bulan berada pada titik paling dekat dengan bumi/perigee. “Adapun dampak dari full moon/supermoon adalah mempengaruhi pasang air laut akibat gaya gravitasi bulan dan bumi. Dimana adanya kenaikan permukaan air laut beberapa sentimeter dari kondisi normal,” tulis Budi Iman Samiaji.
Dampaknya, lanjut Budi Iman Samiaji, berpotensi kenaikan permukaan air laut beberapa sentimeter. “Jika pada saat full moon/supermoon diikuti dengam kondisi cuaca hujan lebat sangat berpotensi untuk terjadinya banjir rob,” jelasnya.
Menurutnya, daerah yang perlu diwaspadai jika terjadi banjir rob adalah daerah yang berjarak beberapa sekitar beberapa meter dari bibir pantai dan tidak meluas jauh ke daratan. Dimana berpotensi terjadi genangan air (berkisar beberapa sentimeter saja) di daerah yang dekat dengan bibir pantai.
“Kami menghimbau masyarakat di sekitar pesisir pantai agar waspada untuk kemungkinan terjadinya genangan air akibat pasang air laut ataupun banjir rob. Masyarakat tetap tenang dan tidak panik. Masyarakat tidak termakan informasi yang memelintir atau mendramatisir seolah olah pasang air laut dan banjir rob sama dengan tsunami,” paparnya.
Lanjutnya, bahwa BMKG tidak pernah memberikan himbauan untuk mengungsi. “BMKG dengan instansi terkait selalu berkoordinasi untuk memberikan informasi yang benar secara keilmuan. Untuk informasi lebih jelas bisa menghubungi Kantor BMKG terdekat,” paparnya.
Dia pun menjelaskan tentang arti banjir rob. “Banjir rob bersifat genangan air dan tidak sama dengan banjir bandang. Pasang air laut, dan Banjir rob tidak sama dengan tsunami. Pasang air laut dan Banjir rob tidak bersifat merusak secara massal seperti tsunami,” pungkasnya. (snt)