Samosir – Bupati Samosir Rapidin Simbolon geram terkait beredarnya informasi hoaks di media sosial yang menyebut bahwa sebuah kapal disebut tenggelam di Danau Toba.
“Iya, kalau boleh ditangkap dan diproses (penyebar hoaks) sesuai hukum yang berlaku,” tegas Rapidin menjawab wartawan, Selasa 15 Januari 2019.
Rapidin mengatakan, video rekaman kapal tenggelam di perairan Danau Toba sama sekali tidak benar. “Dari berita hoaks tersebut, semakin jelas kelihatan ada oknum-oknum tertentu yang tidak senang apabila kawasan Danau Toba tumbuh menjadi objek wisata yang diminati wisatawan,” tukasnya.
Lebih lanjut, Rapidin menyampaikan, selain adanya informasi hoaks itu, oknum-oknum tak bertanggungjawab itu juga menyebarkan harga makanan dari sebuah warung yang mereka anggap mahal.
Menanggapi hal itu, Rapidin menegaskan hal itu hanya satu dari ribuan warung di sekitar Danau Toba. “Bisa berita ini dengan tiba-tiba langsung viral, karena mereka langsung menyebarkan ke mana-mana,” ucapnya kesal.
Terkait hal itu, dia menilai ada upaya-upaya negatif untuk mendiskreditkan Kabupaten Samosir dan Danau Toba. “Setiap niat jahat adalah tidak dikehendaki Tuhan Yang Maha Kuasa,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Samosir Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Agus Darojat melalui video rekaman pendek berlatar Danau Toba juga menegaskan bahwa video berdurasi 3 menit 23 detik yang menggambarkan tenggelamnya kapal di Danau Toba adalah hoaks.
“Informasi yang beredar di masyarakat melalui media WhatsApp dan media-media sosial lainnya bahwa tenggelamnya kapal di Danau Toba adalah hoaks,” tegasnya, Selasa 15 Januari 2019. Klik DISINI pernyataan Kapolres Samosir.
Terkait hal itu, Agus mengimbau masyarakat agar jangan sembarangan menyebarkan berita hoaks karena itu sangat meresahkan.
Hal senada dijelaskan Direktur Pemasaran Badan Otorita Danau Toba, Basar Simanjuntak. Dia menegaskan, berita kapal tenggelam di Danau Toba adalah hoaks. “Hoaks itu,” kata Basar singkat. (trib-mdn/snt)