Caleg Rentan Stres Jika Tidak Terpilih dalam Pemilu, Kenapa?

ilustrasi1
Ilustrasi. (Foto: Net)

SmartNews – Pesta rakyat pada Pemilu 2019, tinggal 1 hari lagi, Rabu besok (17/4). Selama ini, para calon anggota legislatif (caleg) gencar mempromosikan diri melalui poster, pamflet, hingga iklan caleg yang beredar di mana-mana.

Banyak caleg habis-habisan menggelontorkan sedikit banyak waktu, tenaga, dan juga uang untuk kampanyenya. Jadi, kalau sampai tidak terpilih, maka wajar jika risiko stres akan membayangi.

Bacaan Lainnya

Sebagaimana melansir detikcom, Selasa (16/4/2019), dr Dewi Ema Anindia, mengatakan risiko stres atau depresi yang dihadapi caleg tergantung pada masing-masing pribadinya. Baginya, terpilih atau tidak seharusnya dibawa santai saja.

“Kalau seperti saya kalau kepilih ya bagus, nggak kepilih juga nggak apa-apa, nggak diambil pusing. Soalnya itu kan amanah rakyat, rakyat yang milih. Dibawa enjoy saja,” ujar dr Ema, baru-baru ini.

dr Ema menambahkan, caleg yang bisa stres dalam Pemilu adalah yang memiliki tujuan untuk mencari penghasilan dari pekerjaannya nanti menjadi wakil rakyat. Sehingga saat tidak terpilih, ada ekspektasi yang tidak terpenuhi lalu menyebabkan stres.

“Caleg stres itu kan yang berhenti dari pekerjaannya, terus hanya nyaleg saja, menghabiskan seluruh tabungannya buat nyaleg, terus kalah,” jelasnya.

Pendapat senada juga disampaikan oleh pakar kesehatan jiwa sekaligus staf pengajar Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana (FK UKRIDA), dr Andri, SpKJ, FACLP.

Menurut Andri, caleg yang memiliki tujuan untuk mengabdi pada masyarakat tentunya akan berlapang dada jika mengalami kekalahan.

“Saya kira sebagai seorang caleg, orang itu sudah tahu bahwa mereka akan dipilih oleh masyarakat. Sudah tahu konsekuensinya, bisa terpilih atau tidak terpilih. Kalau misal tujuan menjadi caleg itu untuk mengabdi pada masyarakat, artinya kalau pun tidak terpilih masih banyak ladang untuk pengabdian yang lain bukan hanya menjadi anggota legislatif,” ungkap dr Andri.

“Namun yang sering jadi masalah kalau orang itu ngotot kepengin jadi caleg, pengen mengabdi hanya dengan jadi caleg saja atau menjadi anggota legislatif saja, mungkin bisa stres atau gejala depresi,” pungkasnya. (snt)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *