SmartNews, Medan – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) mengklarifikasi mengenai wisata halal di Danau Toba. Wisata halal yang dimaksud adalah untuk menyediakan fasilitas pendukung yang diperlukan bagi wisatawan Muslim.
”Wisata halal bukan untuk menghilangkan budaya yang sudah ada. Hal tersebut perlu dilakukan karena banyaknya wisatawan mancanegara yang datang ke Danau Toba,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut, Ria Novida Telaumbanua kepada para wartawan, saat menggelar konferensi pers di kantor Gubernur Sumut, Sabtu (31/8/2019).
“Apalagi saat ini, wisatawan mancanegara yang paling banyak datang berasal dari Malaysia dan sekitarnya. Penduduk negara tetangga itu mayoritas Muslim. Untuk itu segala keperluan wisatawan tersebut harus disiapkan,” ungkap Ria Novida Telaumbanua.
“Menyiapkan fasilitias adalah salah satu konsep penting dalam pariwisata,” tambahnya.
Sementara itu, Asisten Administrasi Umum dan Aset Provsu M Fitriyus yang menjadi moderator pada konferensi pers ini menyebut, penerbangan ke Danau Toba kebanyakan dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Untuk itu fasilitas pendukung wisatawan dari negara tersebut sangat diperlukan. Tidak hanya muslim, fasilitas pendukung seluruh masyarakat harus ada.
“Wisata halal bukanlah menghilangkan budaya yang sudah ada. Di negara-negara lain sudah ada yang menyiapkan fasilitas pendukung untuk muslim, misalnya Jepang, Korea Selatan dan lain-lain. Semata-mata dilakukan untuk meningkatkan ceruk pasar pariwisata,” kata M Fitriyus.
Menurut Fitriyus, jika ada budaya yang selama ini belum terekspos, maka ditingkatkan lagi.
“Label halal tidak akan mengganggu budaya yang sudah ada. Halal yang dimaksud adalah menyiapkan sarana dan prasarana terkait hal itu. Bagaimana mau meningkatkan wisatawan jika tidak ada fasilitas pendukung yang diinginkan wisatawan?,” pungkasnya. (Feri/GenPI)