Duh, Warga Parlilitan Ngeluh Soal Air Bersih, Petugas Malah Ancam Cabut Meteran

AIR
Meteran Air. Foto: AND.

SmartNews, Humbahas – Pengelolaan air bersih di sejumlah Desa, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) dinilai amburadul. Akibatnya, sejumlah warga di Desa Sihotang Hasugian Tonga, khususnya Dusun Huta Pinang, Pasar, Sosor Pasar Godung serta Dusun Janji di Desa Sionom Hudon Selatan, Kecamatan Parlilitan menyesalkan sistem pelayanan air bersih yang dikelola Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Humbahas itu.

Mereka menilai pengelolaan air bersih terkesan amburadul. Pasalnya, sudah dua bulan lebih, pasokan air ke rumah warga tidak terpenuhi akibat debit air dari sumber tidak mencukupi. Sehingga warga harus mengambil air bersih jauh dari rumah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Bacaan Lainnya

Meski demikian, pihak pengelola tetap menambah jaringan distribusi bahkan menambah sambungan jaringan ke rumah warga. Namun oknum petugas maupun pejabat diduga malah mendapatkan profit (keuntungan) yang lebih besar dari kegiatan dimaksud sehingga tidak pernah mempertimbangkan perbandingan kapasitas debit air yang masuk dengan jumlah pemakai.

Salah satu warga yang tidak mau disebut identitasnya mengatakan, dirinya sangat mengeluhkan kondisi tersebut.

Dikatakan, air mengalir tidak tertentu waktunya. Sehingga sering kecolongan untuk menampung. Padahal, bak penampungan air di rumahnya sudah dibongkar sejak dirinya menjadi pelanggan air bersih yang dikelola UPT SPAM itu.

“Kadang air jalan jam dua dini hari. Kadang jam setengah lima dengan durasi (lamanya air mengalir) tidak lebih dari satu jam. Jadi, daripada mengharapkan air PAM yang tidak jelas, kami putuskan untuk mandi atau mengambil air bersih dari Pea kaca (sumber air di sekitar Parlilitan, red). Soalnya, kalau kita tanya petugas jawabannya seperti mengancam: ‘Kalau tidak senang, biar saya cabut meterannya’ ujar warga Huta Pinang itu menirukan jawaban petugas, kepada wartawan, akhir pekan lalu.

Senada dikatakan Pak Japasman Tinambunan, warga dusun Janji. Parahnya lagi, di dusun tersebut seminggu air hanya mengalir lebih kurang satu jam.

Situasi yang tidak menyenangkan tadi sudah berlangsung lebih kurang dua bulan. “Bahkan sampai detik ini, setetes air pun tak mengalir di sana,” ujar pak Japasman.

Dia sangat berharap instansi terkait dapat segera mengatasi kesulitan yang dialami warga.

“Jujur, sudah dua tahun semenjak saya jadi pelanggan air bersih, kami belum pernah merasa puas akan pelayanan pengelola air bersih ini,” ketusnya.

Sementara itu, kepala UPT SPAM Eliston Silalahi saat dikonfirmasi mengakui hal tersebut. Menurutnya, penyaluran air bersih di Parlilitan terpaksa digilir karena debit air dari sumber tidak mencukupi.

Ditanya terkait penambahan instalasi jaringan distribusi masih berlangsung sampai saat ini, padahal jelas-jelas air tidak mencukupi, Eliston dengan gamblang mengatakan bahwa hal itu bukan urusannya. Akan tetapi, urusan Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman (Perkim).

“Bukan kami yang membangun itu. Kalau kami yang membangun, tentunya kami tidak akan mau. Karena pada prinsipnya, debit air yang harus ditambah lebih dahulu. Setelah itu baru kita tambah jaringan. Jadi, mengenai penambahan jaringan yang sedang berjalan, silakan koordinasi ke Perkim. Tugas kami hanya pengelolaan dan perawatan,” tandasnya. (AND)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *