SmartNews, Humbahas – Pembangunan tembok penahan tanah (TPT) jalan Siabaksa- Bakkara diduga asal jadi.
Pasalnya, dalam pembangunan TPT pada daerah rawan longsor itu terkesan tidak kuat pondasi, sehingga pekerjaan proyek tersebut diperkirakan tidak akan bertahan lama.
Sebagaimana yang dikerjakan CV Gresindo Karya Sejahtra, pantauan wartawan, kemarin, pekerjaan pembangunan TPT ini tidak memiliki fondasi layaknya bangunan konstruksi.
Sementara pembangunan TPT pada tiga titik itu menelan biaya yang bersumber dari DAU TA sebesar Rp 194.600.000.
Masih di seputaran jalan Siabaksa-Bakkara. Pembangunan TPT lainnya juga terkesan asal jadi. Dimana, TPT untuk penahan longsor bahkan diduga banyak penyimpangan dan tidak sesuai dengan kontrak.
Pekerjaan TPT yang diperkirakan menelan biaya ratusan juta itu terlihat minim pengawasan dari pihak terkait.
Salah satu warga Baktiraja, Oka Lumban Gaol saat melintasi proyek tersebut mengaku prihatin, pekerjaan pembangunan TPT dilakukan terkesan asal jadi. Sementara jalan Siabaksa- Bakkara adalah daerah rawan longsor.
“Pembangunan TPT untuk jalan Siabaksa-Bakkara harusnya mendapat perhatian dan pengawasan serius dari dinas terkait. Sebab jika pekerjaan ini luput dari pengawasan, bukan tidak mungkin pekerjaan ini akan dan dana yang dikucurkan dari APBD tidak tepat sasaran dan tepat guna,” ujarnya.
Oka menguraikan, bahwa jalan Siabaksa-Bakkara sangat vital untuk kawasan wisata geosite Bakkara. Sehingga jika pembangunan TPT jalan Siabaksa-Bakkara dilakukan asal jadi, bisa dipastikan bagunan tidak akan bertahan lama dan akan selalu menimbulkan masalah baru.
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Humbahas, Tumbur Hutagaol saat dihubungi lewat selulernya belum berhasil untuk memberikan keterangan. (and)