Warga di Desa Ini Tolak Uang

embungg
Foto: Spanduk yang DIpajang di Dinding Embung yang Dibangun atas Bantuan dari Balon Bupati Samosir Marhuale Simbolon. (snt)

SmartNews, Samosir – Bakal calon Bupati Samosir untuk periode 2020-2025, Marhuale Simbolon merealisasikan permintaan warga untuk membangun embung atau tempat penampungan air bersih di Huta Sosor Pandiangan, Duusn III, Desa Salaon Toba, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir, Sumatra Utara.

Embung ini mampu menampung 60 kubik air, dan kini pembangunannya dalam tahap finishing, dibangun secara bergotong royong oleh warga setempat tanpa menerima upah kerja.

Bacaan Lainnya

Embung sepanjang 5 meter, luas 4 meter memiliki kedalaman 3 meter, dibangun di kawasan perbukitan, tak jauh dari permukiman warga.

Jika nanti telah rampung dikerjakan dan difungsikan, sebanyak 30 kepala keluarga (KK) di desa ini akan menikmati air bersih.

Embung ini nanji akan difasilitasi mesin penyedot ait untuk mengalirkan air bersih ke rumah-rumah warga dengan menggunakan sarana pipa besi.

Pekerjaan embung ini diperkirakan rampung sekitar 1 bulan. Meski begitu, warga setempat mengaku sangat senang atas adanya pembangunan embung ini.

Hal itu bukan tak beralasan karena selama ini 30 KK di desa tersebut kesulitan mendapatkan air bersih untuk dikonsumsi sehari-hari apalagi jika musim kemarau tiba.

“Kalau airnya nanti sudah mengalir (ke rumah), kami pun ikutlah mendukung Marhuale Simbolon jadi Bupati Samosir,” kata Sakti Simbolon, warga desa setempat sebagai tukang bangunan yang ikut bekerja membangun embung tersebut, kemarin.

Sementara itu, Marhuale Simbolon mengatakan, realisasi pembangunan embung itu atas permintaan warga karena selama ini kesulitan mendapat air bersih.

“Embung tersebut sesuai dengan permintaan mereka dan sesuai kondisi mereka (warga) sangat membutuhkan air minum terutama pada musim kemarau, sehingga dengan demikian dengan adanya nanti embung ini, selain untuk air minum, juga diharapkan embung ini dapat digunakan untuk kebutuhan pertanian,” ujar Marhuale.

Desa ini berjarak sekitar 20 Km dari pusat kota Samosir, selama ini warga harus membeli air bersih dengan merogoh kantong.

Sementara di dinding embung, warga memajang spanduk bertuliskan “Hami dang manjalo hepeng, alai menjalo pembangunan” (Kami tidak menerima uang tapi menerima pembangunan). (snt)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *